21 April 2025

Get In Touch

Olah Air Sungai, Pemkot Malang Optimis Mandiri Sumber Air Baku di 2023

Wali Kota Malang, Sutiaji bersama Direktur PJT I, Raymond Valiant Ruritan, usai menandatangani Kesepakatan Bersama Tentang Penyediaan Air Bersih Curah di Kota Malang (Foto: Santi)
Wali Kota Malang, Sutiaji bersama Direktur PJT I, Raymond Valiant Ruritan, usai menandatangani Kesepakatan Bersama Tentang Penyediaan Air Bersih Curah di Kota Malang (Foto: Santi)

MALANG (Lenteratoday) -Pemerintah Kota (Pemkot) Malang bekerjasama dengan Perum Jasa Tirta (PJT I) segera wujudkan kemandirian sumber air baku dengan melakukan pengolahan air sungai atau air permukaan.

“Sederhananya begini, di Sungai Bango yang masuk kecamatan Kedungkandang. Itu akan dibangun fasilitas penjernih air 200liter per detik. Minggu depan atau awal Januari, Perjanjian Kerjasama (PKS) nya di tandatangani sebagai turunan dari MoU ini, antara Perumda Tugu Tirta (sebagai BUMD) dengan kami,” ujar Direktur Utama PJT I, Raymond Valiant Ruritan, usai melakukan penandatanganan kerjasama tersebut, Sabtu (31/12/2022).

Ramon selanjutnya menambahkan, kapasitas air dimungkinkan bertambah secara bertahap. Hal tersebut juga bertujuan untuk mencukupi kebutuhan air bersih bagi masyarakat Kota Malang.

“Awalan 200 (liter per detik) targetnya 500. Tapi kalau MoU ini bicaranya lebih luas dari sungai Bango. Mungkin sampai 1500 liter per detik bahkan sampai 2000 liter per detik,” tambahnya.

Kemudian, untuk mengejar target tersebut, dikatakannya instalasi pengolahan air minum atau Water Treatment Plant (WTP) nantinya tidak hanya terpusat di sungai Bango. Namun juga akan merambah sungai Metro.

Sedangkan, untuk sungai Brantas, Raymond mengatakan bahwa dikarenakan kualitas air yang dimiliki sungai tersebut sudah terlalu tercemar limbah rumah tangga. Maka pihaknya memutuskan untuk tidak memanfaatkan sebagai sumber air baku.

“Sedangkan sungai Bango, sungai Metro itu lebih jernih. Penjernihannya lebih murah harganya, bisa diterima pak muhlas dan bisa dilayankan. Insyaallah akhir Agustus selesai, kita lakukan lelang dini di 2023 awal, supaya sebelum September airnya sudah bisa diproduksi,” jelasnya.

Lebih lanjut, dalam kesepakatan kerjasama tersebut. Pihaknya dengan Pemkot Malang juga telah menyiapkan lahan seluas 1,8 Hektare, di area sungai Bango yang akan dibangun WTP nantinya.

“Mau dipake dulu 1,8 hektar. Ditepi sungai Bango. Itu lahannya dari pemkot Malang. Total lahan sekitarnya ada hampir 8 sampai 9 hektar. Jadi kita makainya kurang dari 20 persen. Nggak mengganggu ruang terbuka hijau,” tandasnya.

Terlepas dari penjelasan Raymond. Wali Kota Malang, Sutiaji menjelaskan bahwa dengan dibangunnya WTP di sungai Bango. Maka pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat di Kota Malang akan segera diperkuat.

“Ini kan sebenarnya sudah lama kita ingin mandiri sumber air baku. Di awal 200 liter. Nanti tapi kami tingkatkan terus. Harapan kami kedepan semakin ada jaminan bahwa masyarakat tidak akan kekurangan air lagi. Insyaallah Agustus 2023 operasionalnya, kita terus lakukan percepatan,” terang orang nomor 1 di lingkup Pemkot Malang ini.

Sutiaji kemudian menjelaskan dalam melakukan percepatan yang dimaksudnya. Segala hal-hal teknis akan segera dilakukan melalui skema Business to Business antara pihak PDAM Tugu Tirta dengan pihak PJT I.

Hal senada juga diungkap oleh Direktur Utama Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tugu Tirta, M. Nor Muhlas. Pihaknya mengaku, jika sesuai rencana maka target terealisasinya sumber air minum dari olahan air sungai Bango, akan terwujud di antara bulan Agustus hingga September 2023.

“Segala sesuatunya kan berjalan dinamis. Tapi ya kita tarketkan, optimis seperti katanya Pak Wali tadi. Agustus percepatan, September bisa beroperasi,” tandasnya.

Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.