20 April 2025

Get In Touch

Rengiat Rahmat

Rengiat Rahmat

Sebagai warga negara yang taat prinsip bermusyawarah, saya pun ikut ketentuan PSBB pemerintah; mendistribusikan pekerjaan dari remote area rumah. Selain itu sebagai muslim yang beriman, saya tetap berniat kuat memaksimalkan perolehan amalan Ramadan dengan kegiatan ibadah bernilai jihad fii sabilillaah dan bermanfaat ukhuwah wathaniyah.

Di sepertiga sepuluh hari pertama bulan suci ini, sebagaimana muslim lainnya, saya percaya ALLAH SWT telah dan terus senantiasa menghujani rahmatNYA ke bumi. Meski situasi sulit dan kondisi ekonomi terhimpit, hikmah peristiwa dari wabah yang menggejala, nampak banyak semarak. Setidaknya cerita dari seputaran lingkungan pesantren SPMAA bekerja memberikan pelayanan.

Dari wilayah Riau, pedalaman Tembilahan, saya mendapatkan laporan keluarga relawan Santri Tanggap Bencana (SANTANA) SPMAA Riau berjamaah urun amalan jariyah. Mereka menyediakan hibah tanah seluas 5 ha untuk lahan pemakaman khusus penderita corona yang meninggal dunia. Ide bermanfaat ini dimunculkan sebagai rahmat solusi menjawab fenomena penolakan pemakaman korban corona di beberapa area nusantara.

Wilayah barat SANTANA SPMAA Batam turut serta berjamaah ikut mendukung kerja pemerintah. Diantaranya menyediakan tenaga bantuan yang dipekerjakan dalam proses pembangunan RS. Corona di Pulau Galang.

Di Jabodetabek relawan SANTANA mendistribusikan paket makanan, terutama, untuk komunitas sub-urban pinggiran yang banyak terdampak epidemi ini. Dari timur Kalimantan, Lombok, Bali, SANTANA SPMAA pun urun mendonasikan aneka paket bantuan yang prioritas dibutuhkan.

Selain donasi berupa materi, santri SPMAA dan kenalan kolega muslim di seluruh dunia diinstruksikan melaksanakan qunut nazilah setiap sholat fardlu 5 waktu, sejak Pebruari lalu. Puasa sebagai tirakatnya juga diikhtiarkan semua santri SPMAA selama 5 hari berurutan, kemarin mengawali bulan Syaban.

Upaya spiritual ini ditempuh sebagai metode survival dan memperoleh sugesti sehat sembuh. Para santri dikondisikan menyikapi situasi ini bisa bermental tangguh, terus memohon rahmat syukur dan bersabar tidak mengeluh.

Saya sendiri sekarang ini menjalani isolasi mandiri bersama keluarga di desa, sambil bekerja di kebun sawah yang sekomplek rumah. Alhamdulillaah, saya bisa berkomputasi daring maya untuk menjalin pekerjaan lain. Termasuk menyapa mustami’iin hadirin online yang biasanya rutin mengikuti kajian majelis taklim harian dan akhir pekan.

Rahmat bagi santri dan keluarganya yang selama ini gagap cara komunikasi maya. Kini lewat pengajian streaming rumahan, mereka “dipaksa” kenal budaya millennial yang akrab piranti gawai teknologi dan bisa dimanfaatkan sebagai pelancar muamalah plus penyebar dakwah.

Dalam situasi seruwet ini, saya sebagai kader santri SANTANA-SPMAA berusaha mengajak keluarga dan jamaah untuk terus bergiat berbagi rahmat kepada masyarakat. Rencana kerja berbiaya yang semula tertunda karena karantina, kini bisa dialihkan ke prioritas pelayanan kepada warga di sekitaran SPMAA berada. Terutama untuk bantuan ketahanan pangan dan dukungan tenaga kesehatan.

Kepada keluarga saya sampaikan bahwa kita kudu siap dan selalu tanggap apabila dibutuhkan agama, berbagi rahmat amal investasi akhirat sesuai kompetensi yang kami miliki. Saya bisa bertugas di posko gabungan sebagai penulis laporan perkembangan atau update pemberitaan situasi terkini. Sedangkan istri bisa mewakafkan keilmuannya di bagian tim kesehatan plus relawan pengajaran.

Direktur Pusat SPMAA, pekan ini memberi instruksi untuk kami berlaku seluruh jamaah santri di mana saja berada, agar mengurangi ragam menu berbuka plus sahurnya. Jika bisa cukup mengonsumi air, nasi, sayur dan lauk satu menu.

Selebihnya rejeki dari jatah makanan berbuka dan sahur kami lebih bermanfaat ditasarufkan kepada tetangga atau saudara yang kekurangan. Terutama mereka yang terdampak kesulitan pekerjaan. Nawaitunya disepakati bersama; latihan berbagi rahmat bulan suci sekalian menghakikat-makrifati makna puasa.

ALLAH SWT sebaik-baik perencana dengan Maha Rahman RahimNYA. Buat kita yang percaya, semua peristiwa sakit-sehat kita, ringan-berat rasanya ujian di dunia pastilah berbuah hikmah.

Rencana jitu rahmat kebaikanNYA selalu bermanfaat untuk manusia. Tak terkecuali dampak epidemi ini. Penyakit yang memaksa hampir semua penduduk dunia cuti kerja, satu sisi memberi hujan rahmat bagi keberlanjutan sehat bumi. Polutan udara sementara berhenti. Lubang ozon mengecil saat ini. Bagi kita yang paham dan tadarusnya khatam, inilah wujud cerdas mekanisme ilahiah bekerja rahmatan lil ‘alam.

Khusus edisi Ramadan ini, saya bersyukur berkali-kali. Rahmat manfaat dari epidemi penyakit covid, terasa baiknya. Pertama, tidak ada gangguan kegaduhan merconan mubadziran dan balapan polutan adu ribut motoran di jalanan. Sehingga saya bisa berpuasa dan ibadah lainnya dengan kekhusyukan.

Kedua, saya sekeluarga bisa memanfaatkan hunian sebagai giat rumah ibadah sekaligus pusat tarbiyah dakwah. Ketiga, pembiasaan giat latihan survival jika keadaan darurat pembatasan sosial. Keempat, masyarakat kini tergerak giat berbagi dan saling memberi manfaat peduli. Sekecil apapun upaya mereka untuk saudara atau tetangganya.
Saya bersama keluarga senantiasa berdoa, semoga rahmat ALLAH SWT selalu terencana turun ke bumi kita. Sebanyak butiran air hujan, sebanyak jenis hijau dedaunan tumbuhan pohon hutan, sebanyak butir pasir di perairan sungai dan lautan.

Di sepuluh hari sepertiga kedua, setelah ini, kami bersama memintakan rahmat ampunan ALLAH Yang Maha Rahman dengan berbagi rahmat permaafan kepada bumi beserta flora faunanya dan manusia yang pernah kami zalimi atau mereka yang menyakit kami.

Bagaimana dengan rencana giat (rengiat) berbagi rahmat kebaikan sampeyan, pembaca sekalian ?(*)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.