
Kediri - Wabah Covid-19 melumpuhkan sektor perekonomian dan usaha. Tak terkecuali perajin tahu di wialayah Kota Kediri ikut terdampak, omzet mereka turun drastis karena produksi mereka rata-rata turun hingga 50 persen/hari sejak wabah Covid-19 merebak.
Biasanya di masa Ramadan hingga lebaran adalah masa perajin tahu menangguk untung besar. Namun pandemi Corona kali ini membuyarkan semuanya. Tak ada lagi harapan panen besar di hari raya, omzet harian para perajin tahu anjlok drastis dibanding hari-hari biasa sebelum Corona melanda
Pengakuan Santoso, pengusaha tahu dengan merekBintang Barokah itu omzetnya turun drastis. Pengusaha tahu yang beralamatdi Gg. II Kelurahan Tinalan, KecamatanPesantren tersebut biasanya melakukan 32 kali masakan, namun sejak Covid-19hanya 17 kali masakan.
“Satu kali masakan sebanayak 200 potong tahu,jadi dengan 32 kali masakan menghasilkan 6.400 potong tahu takwa. Namun saatini menghasilkan 3.400 potong tahu dan terjual habis sudah bagus,” kata Santoso
Dia mengurangi produksi tahunya karena jumlahpembeli menurun drastis. Pada hari biasa, terutama weekend apalagi puasaseperti saat ini, banyak orang dari luar kota pulang kampung. Biasanya merekaakan membeli tahu, penganan khas Kota Kediri itu .
“ Juga nanti lebaran, saatnya panen. Namun mengingat kondisi sekarang, Saya pesimis bisa seramai lebaran seperti tahun tahun sebelumnya, waktunya panen rezeki,” imbuh Santoso.
Ditambahkan. Kondisi dan situasi diperburuk,ketika salah satu warga Tinalan postif Covid-19 beberapa waktu lalu. Kondisiitu berdampak pada para perajin tahu di wilayah tersebut, meski pun tempatdomisili warga yang positif Corona dengan tepat usaha mereka sangat jauh meskisatu kelurahan. Dan kawasan perajin tahu ini bukan termasuk yang diisolasikarena di luar radius terdampak.
“Sekaranghanya mengandalkan permintaan di pasar tradisional. Kalau pembeli eceran, hanyadari pembeli lokal,” kata Santoso.
Ia masih mengirim untuk permintaan pasar kota-kotasekitar Kota Kediri, seperti Trenggalek,Kertosono, dan Nganjuk dan Surabaya. Kota yang biasanya juga pangsa pasarproduksi, kini juga terkendala Pembatasan Sosial Berskla Besar sehinggaproduknya tidak bisa dikirim.
Kondisi serupa juga dirasakan toko-toko penjualoleh-oleh di Jl Pattimura . Hampir semua toko yang berderet-deret di sepenajangjalan tersebut sepi pembeli. Hanya satu dua pembeli yang datang, tidak seramaisaat kondisi normal.
“Biasanya banyak pembeli dari luar kota,sekarang tidak ada,” kata Nurul, salah satu penjaga toko “Poo”, toko oleh oleh yang legendaris di Kota Kediri. Toko disepanjang Jl Pattimura ini membuka usahanya sudah belasan tahun, namun merekamengaku baru kali ini merasakan turunnya omzet penjualan menjelang Lebaran.
Menanggapi keluhan kesulitan perajin tahuditengah pandemi Covid-19, , Plt. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian(Disperdagin), Nur Muhyar telah mengadakan penyuluhan dan menyatakan produksitahu Tinalan aman dikonsumsi dan tidak perlu takut untuk memakannya.“Alhamdulillah sekarang kekhawatiran warga untuk mengonsumsi tahu produksiTinalan, sudah hilang,” katanya .
Selain itu, Disperdagin Kota Kediri jugamengadakan beberapa terobosan untuk membantu para pengusaha makanan dan minumanini agar tetap bertahan. Salah satunya dengan berjualan lewat media daringdengan memberikan kursus cara berdagang lewat online dan aplikasi pesansingkat.”Mempromosikan untuk tetap jualan online,” tambah Nur Muhyar.
Sebagai langkah langsung guna membantu perajintahu itu, kata Nur Muhyar adalah Disperdagin bernecana membeli produk parapengusaha makanan dan minuman sebagaimana dilakukan untuk pengusaa tenun ikatKediri. Makanan dan minuman itu akan dijadikan bingkisan lebaran untuk para pekerjaUMKM yang tahun ini tak dapat THR sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Langkahini sedang dibahas untuk realisasinya. (gos)