
SURABAYA (Lenteratoday) - Kemenangan Timnas Argentina atas Prancis sehingga menorehkan diri sebagai juara Piala Dunia Qatar 2022 membuat seluruh negeri itu bergemuruh gembira, Senin (19/12/2022) WIB. Ironisnya, kegembiraan itu terjadi di tengah krisis yang tengah melanda Negeri Tango tersebut.
Kemenangan itu seakan membuat warga lupa akan krisis yang mereka alami. Mereka berhamburan ke jalan-jalan di Buenos Aires, menyalakan kembang api, hingga membunyikan klakson sembari mengibarkan bendera Argentina.
"Argentina sedang sengsara, melalui naik turun ekonomi di mana kami selalu kesulitan memenuhi kebutuhan hingga akhir bulan, tapi kemenangan ini sempurna. Penderitaan kami terbayar," ujar seorang warga, Agustin Acevedo, kepada AFP seperti dilansir dari cnnindonesia.com, Senin (19/12/2022).
"Harus ditegaskan, Argentina sedang dalam masalah, secara ekonomi, sosial. Itu sangat buruk, jadi distraksi (kemenangan) ini sangat dibutuhkan," tambahanya.
Di sudut lain, di Buenos Aires, warga berkumpul di taman Centenario. Di sana, terpasang layar raksasa yang dikelilingi para warga, termasuk Joel Ciarallo. Ia mengaku tak percaya Argentina bisa menang, karena selama ini negaranya "sudah ditakdirkan untuk sengsara."
"Saya tak percaya. Saya tak percaya," katanya berulang kali, masih terperangah dengan kemenangan Argentina berkat adu penalti di akhir laga final.
Kemenangan Argentina memang disebut-sebut sebagai pelipur lara mujarab bagi warga yang masih terus dibayangi krisis ekonomi.
Merujuk pada data yang dihimpun AFP, sekitar 45 persen dari 45 juta populasi di Argentina hidup di bawah garis kemiskinan. Penurunan nilai mata uang di Argentina juga membuat rakyat kian sengsara.
Walau tercekik kemiskinan, warga Argentina selalu mencari cara untuk mendapatkan angin segar, salah satunya dengan menonton sepak bola, olahraga yang memang sangat dicintai di Negeri Tango.
Begitu cinta, sejumlah warga Argentina bahkan rela menguras tabungannya demi menonton Piala Dunia langsung di Qatar, salah satunya seorang perempuan 24 tahun bernama Belen Godoy.
Godoy mengaku sudah di Doha sejak sebulan lalu. Ia menonton semua pertandingan Argentina dengan membeli tiket di calo.
"Saya meninggalkan keluarga saya. Saya menguras semua tabungan saya. Saya akan kembali ke Buenos Aires dan tidak tahu bagaimana saya harus membayar kontrakan, tapi tak ada yang bisa merenggut kehidupan saya (sepak bola)," ujarnya kepada Associated Press. (*)
Sumber : cnnindonesia.com | Editor : Lutfiyu Handi