
SURABAYA (Lenteratoday) - Menjelang Pemilu 2024, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur meminta media lebih aktif mengabarkan update tahapan Pemilu. Hal tersebut dikarenakan tahapan pemilu yang tidak sedikit dan perlu diketahui masyarakat luas.
"Misalnya mau sosialisasi tahapan pemilu, itu monggo, itu yang kita harapkan. Supaya memang tahapan pemilu ini dipantau dengan baik oleh masyarakat," kata Immanuel Yosua Tjiptosoewarno, Ketua KPID Jatim saat dihubungi (17/12/2022).
Adapun pemberitaan yang dimaksud tidak terbatas pada tahapannya saja. Melainkan, juga berkaitan dengan agenda partai politik menjelang pemilu ataupun profil dari calon-calon legislator.
"Termasuk ketika mau menyampaikan profil-profil dari orang yang mau mencalonkan diri. Termasuk mengumumkan pembukaan lowongan caleg dari partai-partai itu saya kira harus dilakukan supaya demokrasi ini berjalan dengan baik," jelasnya.
Sebagai penyalur informasi, media memiliki peran penting dalam transparansi proses Pemilu. Selain itu, juga dapat memfasilitasi masyarakat yang ingin berpartispasi dalam pesta demokrasi tersebut.
Kendati demikian, Yosua juga berpesan kepada masyarakat untuk selalu menerapkan sensor pribadi dalam mengonsumsi informasi yang tersedia. Menurutnya, masyarakat harus menyeleksi informasi yang diterimanya.
Sebelumnya, KPI juga telah menerapkan Gerakan Literasi Sejuta Pemirsa (GLSP) untuk untuk menguatkan hak publik atas pengawasan dan peningkatan kualitas siaran televisi dan radio. Pada gerakan tersebut, KPI menekankan sosialisasi literasi media di berbagai event publik.
"Jadi memang kalau KPI itu punya Gerakan Literasi Sejuta Pemirsa, jadi memang kontrol ataupun sensor mandiri ini harus kembali pada masyarakat," ujarnya. (*)
Reporter : Azifa Azzahra | Editor : Lutfiyu Handi