
LUMAJANG (Lenteratoday) -Banjir lahar dingin Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali menerjang jalur aliran lahar di sepanjang Besuk Kobokan dan Besuk Lanang, Kamis (15/12/2022) sore.
Banjir dipicu curah hujan tinggi mulai dari puncak gunung hingga lereng gunung tertinggi di Pulau Jawa ini.
Seismograf milik Pos Pantau Gunung Api Semeru merekam getaran banjir memiliki amplitudo maksimal hingga 35 mm dengan durasi 9.000 detik.
Akibatnya, warga di Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang harus mengungsi ke atas bukit.
Disana, mereka membangun tenda pengungsian darurat dari terpal yang diikat ke sebuah pohon.
Romlah, salah seorang warga mengatakan, mereka terpaksa mengungsi lantaran melihat debit air banjir sudah hampir setara dengan tanggul.
"Airnya sudah tinggi, paling hanya selisih satu telapak tangan sama tanggul, takut meluap," kata Romlah, mengutip Kompas.
Akibat banjir lahar ini, sebanyak 137 kepala keluarga (KK) terisolasi. Sebab, jembatan limpas yang jadi akses satu-satunya telah dipenuhi dengan material batu dan pasir yang terbawa oleh banjir.
Sementara, Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Logistik BPBD Lumajang Wawan Hadi Siswoyo mengatakan, pihaknya telah mengirimkan bantuan logistik untuk dijadikan bahan makanan warga yang terisolir.
Menurutnya, jembatan limpas kini sudah bisa dilalui dengan jalan kaki. Oleh karenanya, nantinya bantuan logistik yang dikirimkan akan dijemput warga di seberang sungai dari sisi Dusun Sumberkajar.
"Bantuan logistik sudah kita kirimkan, yang terpenting kalau kondisi seperti ini adalah memastikan kebutuhan logistik untuk warga itu tercukupi," jelas Wawan.
Editor: Arifin BH