20 April 2025

Get In Touch

Pemkot Bantah Terlambat Tangani Kasus Covid-19 Pabrik Sampoerna

Pemkot Bantah Terlambat Tangani Kasus Covid-19 Pabrik Sampoerna

Surabaya - Pemerintah Kota Surabaya membatah tuduhan lamban dalam penanganan kasus virus covid-19 yang menimpa dua orang karyawan sampoerna dan dinyatakan meninggal.

Koordinator Protokol Komunikasi, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, M Fikser mengatakan bahwa yang pertama mengetahui adanya karyawan sampoerna terinfeksi adalah Pemerintah Kota Surabaya.

“Kami pemkot dalam penangani covid selalu serius dan cepat dengan semua informasi yang berkembang,” ujar fikser dalam conference press, Sabtu (2/5/2020).

Fikser menjelaskan kronologi kejadian bahwasanya korban yang berinisial PS adalah Pasien dalam Pemantauan (PDP), dalam hal ini pemkot tidak mengetahaui bagaimana proses awal perkembangan virus di Sampoerna.

“Pada tanggal 2 April PS (korban) sakit dan melakukan pemeriksaan di klinik. Lalu pada tanggal 9 April korban dirujuk di Rumah Sakit Daerah Darmo. Setelah itu pada tanggal 13 April korban melakukan pemeriksaan test lab di Rumah Sakit berbeda. Dan pada tanggal 15 April korban resmi masuk rumah sakit dan dinyatakan positif corona,” paparnya.

Fikser mengatakan bahwasanya Dinas Kesehatan Kota Surabaya setiap hari melakukan tracing yakni melaksanakan penyelidikan epidemologi ke Rumah Sakit menanyakan ada atau tidak pasien yang terindikasi covid-19.

“Selain itu, ada form yang sudah disiapkan yang harus diisi rumah sakit untuk diberikan kepada dinas,” katanya

Pada tanggal 16 April, Fikser mengaku sudah tahu tapi tidak menyebutkan data, nama, alamat, tempat kerja. Tim melakukan tracing dan ditemukan PS adalah karyawan pabrik rokok sampoerna.

“Begitu diketahui, tanggal 16 April, pihak pemkot Surabaya langsung memanggil pihak Sampoerna untuk memberi tahu bahwasanya ada karyawannya yang didapati positif covid-19. Bukan perusahaan yang melapor, tanggal 16. Kita bisa membantah apa yang disampaikan Gubernur,” ujarnya.

Lalu pada tanggal 18 April, pemkot kembali memanggil pihak Sampoerna untuk kedua kali. Dalam pertemuanya pihak pemkot mendesak bahwa pihak Sampoerna harus melakukan isolasi mandiri terhadap 506 karyawannya dan menyiapkan salah satu hotel.

“Dari 506 karyawan melakukan rappid test dinyatakan 123 karyawan positif. Lalu dilakukan test swab terdapat dua gelombang yang pertama berjumlah 48 orang sudah ditest swab dan 30 orang dinyatakan positif. Untuk sisa yang belum di-swab sebanyak 75 orang akan menjalani test swab pada hari ini,” pungkasnya. (ard)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.