20 April 2025

Get In Touch

Anwar Ibrahim ‘Senggol’ Muhyiddin Soal Dugaan Penyelewengan Dana Rp 1.121 Triliun

Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim (kiri) dan mantan PM Muhyiddin Yassin.
Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim (kiri) dan mantan PM Muhyiddin Yassin.

KUALA LUMPUR (Lenteratoday)- Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim kembali ‘senggol’ mantan PM Muhyiddin Yassin soal dugaan penyimpangan pengeluaran sebesar 600 miliar Ringgit (sekitar Rp 2.121 triliun). Anwar menyebut ada sejumlah proses dan prosedur yang tidak dipatuhi pemerintahan era Muhyiddin.

Seperti dilansir The Star, Selasa (6/12/2022), Anwar juga menyebut bahwa hal itu mencakup keterlibatan perusahaan-perusahaan terkait anggota keluarga Muhyiddin, yang kini memimpin koalisi Perikatan Nasional menjadi oposisi pemerintahan."Saya ingin mengingatkan Muhyiddin untuk tidak menantang saya karena jelas ada beberapa proses dan prosedur yang tidak dipatuhi," ujar Anwar dalam pernyataan terbaru kepada wartawan setempat.

Namun Anwar tidak menyebutkan lebih lanjut nama perusahaan yang dimaksud maupun jenis bisnis perusahaan itu.Lebih lanjut, Anwar menyatakan bahwa meskipun niatnya fokus pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, persoalan itu perlu ditanggapi karena dirinya ditantang.

Dia menyebut ada pihak-pihak tertentu yang mengklaim mereka bersih. "Namun, mereka tidak demikian, karena ditemukan adanya persetujuan yang dilakukan tanpa mematuhi regulasi," ujar Anwar."Ini mencakup persetujuan yang dibuat selama perintah pengendalian pergerakan," imbuhnya, merujuk pada kebijakan pandemi virus Corona (COVID-19) pada era pemerintahan Muhyiddin.

Diketahui bahwa ada seruan untuk dibentuknya Komisi Penyelidikan Kerajaan (RCI) untuk menyelidiki pengeluaran pemerintahan selama pandemi Corona, saat Malaysia masih dipimpin Muhyiddin sebagai PM.

Dalam tanggapannya, Muhyiddin menegaskan tidak pernah menggelapkan atau menyelewengkan dana yang dimaksudkan untuk membantu rakyat. Jika memang tuduhan itu benar terjadi, menurut Muhyiddin, penyelidikan seharusnya sudah dilakukan sejak lama.

Dia mengatakan bahwa dana sebesar itu pasti tidak akan luput dari perhatian Departemen Audit Nasional (JAN), yang mengaudit pengeluaran pemerintah setiap tahun dan laporannya kemudian diserahkan kepada Komite Akuntan Publik (PAC) yang ada di parlemen Malaysia.

"Tidak ada satu sen pun dari uang ini yang masuk ke rekening pribadi saya. Tidak masuk akal jika uang yang dimaksudkan untuk bantuan publik, yang langsung disetorkan ke rekening orang-orang, dapat dialihkan ke rekening saya," cetus Muhyiddin dalam pernyataan via Facebook.

"Sangat tidak mungkin JAN dan PAC entah bagaimana mengabaikan jumlah yang begitu besar," imbuhnya.

Muhyiddin juga mengklaim bahwa tuduhan ini baru dimunculkan baru-baru ini sebagai cara untuk membungkam oposisi terhadap pemerintahan yang baru."Jangan terus-menerus menuding orang lain dengan tuduhan yang tidak masuk akal hanya untuk menutupi kelemahan pemerintah saat ini," cetusnya.(*)

Sumber:The Star,ist | Editor:Widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.