Perempuan PKS: Kasus Kekerasan di Surabaya Didorong Banyak Faktor, Spiritual Salah Satunya

SURABAYA (Lenteratoday) -Kasus kekerasan ada anak dan perempuan di Kota Surabaya terus meningkat selama tiga tahun terakhir. Hingga November 2022, sudah terjadi 152 kasus kekerasan.
Ketua Perempuan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Surabaya, Enny Minarsih, menyampaikan bahwa kekerasan pada anak dan perempuan dapat terjadi di ruang publik maupun lingkungan keluarga. Adapun kasus yang terjadi di lingkungan keluarga tak lepas dari faktor sosial maupun ekonomi.
"Kalau tanggapan saya, ada beberapa hal yang membuat kejadian itu terjadi. Pertama, secara umum itu ada faktor ekonomi dan faktor sosial. Terutama memang pandemi seperti ini, pandemi itu kan juga memunculkan efek-efek ataupun dampak-dampak secara ekonomi maupun sosial," ujarnya saat ditemui (3/12/2022).
Disamping itu, juga terdapat faktor spiritual yang tidak kalah penting. Sebagai anggota partai islam, ia mengungkapkan pentingnya penerapan nilai-nilai spiritual dalam pencegahan kekerasan.
"Sebetulnya ada pengaruh secara spiritual juga, nggak hanya ekonomi, walaupun itu pun juga termasuk di dalamnya. Kalau spiritualnya bagus, itu kan sebetulnya banyak ya ajaran-ajarn yang baik, yang memang diperintahkan begitu, untuk berlaku baik kepada sesama," terangnya.
Tak lupa, ia juga berpesan kepada perempuan untuk menanamkam penghargaan kepada diri sendiri. Nantinya, dengan penghargaan diri tersebut, akan muncul daya juang yang unggul dalam diri perempuan untuk mempertahankan dirinya.
Menambahkan, ia juga mengingatkan masyarakat, terutama muslim untuk saling menyanyangi seperti ajaran nabi. Menurutnya, dengan meneladani sikap Rasulullah dapat turut mencegah terjadinya kekerasan pada anak maupun perempuan.
"Semuanya seperti itu, secara agama apapun. Apalagi di Agama Islam itu kan jelas, kalau secara umum kan ada haditsnya, Man laa yarham, laa yurham. Barang siapa yang menyanyangi, akan disayangi," jelasnya.
Tak lupa ia juga berharap Kota Surabaya segera terbebas dari angka kekerasan yang tinggi. Mengingat, sebelumnya Surabaya juga telah mendapatkan predikat Kota Layak Anak (KLA).
Reporter: Azifa Azzahra|Editor: Arifin BH