20 April 2025

Get In Touch

Hambat ‘Dompet’ Putin, G7 Sepakat Batasi Harga Minyak Rusia

Hambat ‘Dompet’ Putin, G7 Sepakat Batasi Harga Minyak Rusia

WASHINGTON (Lenteratoday)- Kelompok tujuh (G7) sepakat membatasi harga minyak Rusia di level US$60  atau sekitar Rp 925 ribu per barel. Alasannya untuk mencegah terputusnya pasokan minyak secara tiba-tiba. Namun di sisi lain tentunya ini menghambat pemasukan ke ‘dompet’ negeri yang dipimpin Putin itu.

G7 tidak memutus sepenuhnya perjanjian dengan Rusia, karena menghilangnya pasokan dari Rusia akan mendorong lonjakan harga energi baru dan inflasi bahan bakar."G7 siap meninjau dan menyesuaikan harga maksimum yang sesuai [dengan mempertimbangkan perkembangan pasar dan dampaknya]," demikian seperti dikutip AP Sabtu (3/12/2022).

Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen, mengatakan pembatasan harga itu akan mengurangi sumber pendapatan utama Rusia yang digunakan membiayai perang di Ukraina."[Ini akan membantu membatasi] sumber pendapatan utama Presiden Rusia Vladimir Putin untuk perang ilegal dia di Ukraina sekaligus menjaga stabilitas pasokan energi global," kata Yellen.

Senada, Perdana Menteri Estonia, Raja Kallas, mengatakan melumpuhkan pendapatan Moskow adalah inti menghentikan mesin perang Rusia.

Keputusan G7 ini yang diambil pada Jumat (2/12/2022) ini sesuai dengan langkah Uni Eropa yang juga setuju membatasi harga minyak Rusia US$60 dolar per barel.Sekitar 70 hingga 85 persen ekspor minyak mentah Rusia diangkut kapal tanker. Gagasan pembatasan harga ini muncul untuk membatasi operasional perusahaan perkapalan, asuransi, dan perusahaan yang menangani kargo minyak mentah Rusia.

Perusahaan pelayaran dan asuransi utama dunia berbasis di negara G7, maka batas harga akan membuat Moskow sulit menjual minyak dengan harga yang lebih tinggi.

Sementara itu, Putin mengatakan tak akan menjual minyak di bawah batas harga dan bakal membalas negara yang menerapkan tindakan tersebut.Namun, di sisi lain, Rusia justru memberi diskon harga minyak ke sejumlah negara Asia termasuk China dan India. (*)

Sumber:AP,ist | Editor:widyawati

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.