21 April 2025

Get In Touch

FGD Jelang Tahun Baru: Pemkot Malang Himbau Aksi Aremania Tetap Jaga Kondusifitas

Wali Kota Malang, Sutiaji (tengah) bersama dengan Ketua DPRD Kota Malang, Sekda Kota Malang, dan Perwakilan Forkopimda Kota Malang, saat memberikan arahannya pada FGD Evaluasi Perkembangan Dinamika Sosial di Kota Malang
Wali Kota Malang, Sutiaji (tengah) bersama dengan Ketua DPRD Kota Malang, Sekda Kota Malang, dan Perwakilan Forkopimda Kota Malang, saat memberikan arahannya pada FGD Evaluasi Perkembangan Dinamika Sosial di Kota Malang

MALANG (Lenteratoday) –Sebagai upaya menjaga kondusifitas menjelang natal dan tahun baru (nataru), Pemerintah Kota (Pemkot) Malang dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Malang menggelar Focus Group Discussion (FGD) terkait dengan Perkembangan Dinamika Sosial di Kota Malang.

Dalam FGD tersebut, turut hadir sebagai pemateri yakni Wali Kota Malang, Sutiaji, Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang, Erik Setyo Santoso, serta perwakilan dari Kapolresta Malang Kota, dan Danlanal Kota Malang.

Wali Kota Malang, Sutiaji menjelaskan, meskipun dirinya sudah sering menekankan bahwa kondusifitas Kota Malang cukup baik. Namun, pihaknya menghimbau agar seluruh stakeholder dan masyarakat tetap waspada. Terlebih terkait dengan massa aksi para supporter Arema FC yang terus menyuarakan aspirasinya di hampir setiap akhir pekan.

"Menjelang tahun baru, maka kondusifitas Kota Malang harus tetap dijaga. Termasuk di dalamnya adalah bagaimana teman-teman (Aremania) yang menyampaikan apresiasi mingguan. Supaya tidak mengganggu stabilitas di Kota Malang," ujar Wali Kota Malang, Sutiaji, usai memberikan arahan pada FGD Evaluasi Perkembangan Dinamika Sosial di Kota Malang, Jum’at (2/12/2022).

Menurut Sutiaji, ada 3 hal yang perlu dilakukan sebagai bahan evaluasi dari hasil FGD tersebut. Pertama, pihaknya akan meminta kepada masyarakat yang turut serta turun aksi, untuk menyuarakan aspirasinya secara damai. Sehingga hal tersebut tidak akan mengganggu aktivitas lalu lintas di Kota Malang.

Kedua, Sutiaji menginginkan agar para massa aksi yang turun ke jalan tidak bertindak diluar batas. Sebab, ia mengkhawatirkan penyampaian aspirasi untuk menuntut keadilan tersebut akan dianggap buruk oleh orang lain. Sutiaji juga menghimbau agar para supporter klub kebanggaan Malang Raya ini dapat menjaga citra baik Arema, yakni cinta damai.

Ketiga, jangan sampai citra Arema yang kondusif, damai, itu ditumpangi orang-orang yang tidak bertanggungjawab.

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika menyebutkan, di penghujung 2022 ini dinamika sosial Kota Malang lebih mengarah pada aksi-aksi para supporter Arema FC. Oleh karena itu, Made juga mengharap agar momen mengusut tuntas tragedi Kanjuruhan tersebut dapat berjalan lancar, tanpa mengganggu kenyamanan publik.

Pemkot Malang harus menjadi penghubung antara massa aksi yang menuntut keadilan dan juga dengan masyarakat. Made mangaku, supporter Aremania berhak untuk menyampaikan kekecewaannya, asal tidak mengganggu kebebasan orang lain yang juga menjadi pengguna jalan di Kota Malang.

Made mengungkap kekhawatirannya apabila aksi demo tersebut terus berlanjut di setiap pekannya. Walhasil, sambungnya, lalu lintas perkotaan akan semakin macet, seolah membuat Kota Malang mengukuhkan diri sebagai 5 besar kota termacet secara nasional.

“Karena fasilitas umum (fasum) itu milik bersama bukan hanya kelompok. Kita sudah masuk 5 besar nasional, justru memperparah kelemahan kita dari sisi kemacetan. Kalau ini terus berlangsung, saya rasa akan mengganggu perekonomian. Pedagang yang niatnya menambah penghadilan di hari Minggu, malah akan terganggu dengan kegiatan ini,” jlentrehnya.

Sebagai ketua dewan yang mewakili suara rakyat Kota Malang, Made menyampaikan harapannya agar sedikit demi sedikit, ujaran kebencian yang digambarkan melalui spanduk-spanduk di tepi jalan, dapat segera berkurang. Pihaknya sekali lagi menekankan bahwa Pemkot mewadahi aspirasi para supporter Aremania untuk menuntut keadilan. Namun dengan catatan, tetap menjaga kondusifitas Kota Malang.

“Ini (spanduk) bisa mengganggu pendidikan dasar dengan ujaran kebencian dengan sarkasme. Jadi pelan-pelan ayo ujaran kebencian itu kita perangi bersama. Tetap berpendapat tanpa menyakiti orang lain dengan ujaran kebencian itu. Kita harapkan ada kesadaran bersama,” pungkasnya.

Terkait dengan banyaknya spanduk yang tidak sedikit mengekspos ujaran kebencian dan sarkasme. Wali Kota Malang, Sutiaji mengaku akan segera melakukan koordinasi dengan perwakilan Aremania untuk menertibkan hal tersebut.

Sebagai informasi, dalam FGD yang rutin diadakan setiap tahun ini juga melibatkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud), Kepala Dishub, Kepala Satpol PP Kota Malang, serta Camat se Kota Malang, dan tokoh masyarakat di Kota Malang.

Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.