
KABUL (Lenteratoday) - Ledakan menghantam sebuah madrasah di kota Aybak, provinsi Samangan, Afganistan Utara, Rabu (30/11/2022). Akibatnya, sedikitnya 17 orang meninggal dan 26 luka-luka.
Dikutip dari BBC, seorang sumber di Samangan mengatakan mayoritas dari mereka yang tewas diyakini adalah anak-anak berusia sembilan hingga 15 tahun. Seorang dokter di rumah sakit setempat mengatakan sebagian besar korban adalah pelajar di sekolah tersebut.
"Semuanya adalah anak-anak dan orang biasa," kata seorang dokter seperti dikutip AFP.
Dia menambahkan bahwa beberapa pasien dengan luka kritis dipindahkan ke rumah sakit yang lebih besar di Mazar-i-Sharif, sekitar 120 kilometer (74 mil) jauhnya untuk perawatan yang lebih baik.
Juru bicara kementerian dalam negeri Abdul Nafee Takkur mengatakan pasukan keamanan Taliban sedang menyelidiki serangan itu, dan berjanji untuk mengidentifikasi para pelaku dan menghukum mereka atas tindakan mereka.
Mantan Presiden Republik Islam Afghanistan, Hamid Karzai, mengatakan ledakan itu adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. Dalam akun tweeternya, dia juga menyatakan menyatakan simpatinya kepada keluarga para korban.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Disatu sisi, kemungkinan besar jumlah korban bisa bertambah.
Aybak adalah kota bersejarah yang terkenal sebagai pusat perdagangan dan pusat umat Buddha pada abad ke-4 dan ke-5. Kota itu terletak sekitar 200 km (130 mil) utara ibu kota Kabul.
Seperti diketahui, Afghanistan telah diguncang oleh puluhan ledakan sejak Taliban merebut kekuasaan tahun lalu, sebagian besar diklaim oleh cabang lokal dari kelompok Negara Islam, yang dikenal sebagai Negara Islam - Provinsi Khorasan (ISIS-K).
Kelompok itu adalah kelompok militan paling ekstrem di Afghanistan dan menargetkan agama minoritas - seperti Hazara - yang dijanjikan akan dilindungi oleh Taliban. Namun, Human Rights Watch baru-baru ini mengamati bahwa otoritas Taliban tidak berbuat banyak untuk melindungi komunitas ini dari bom bunuh diri dan serangan melanggar hukum lainnya.
Pada September lalu, setidaknya 54 orang, termasuk 51 gadis dan wanita muda, tewas setelah pelaku bom bunuh diri meledakkan bom di ibu kota Kabul. Penyerang telah menargetkan aula tempat ratusan siswa sedang mengikuti ujian masuk universitas.
Para pemimpin Taliban kemudian menyalahkan ISIS-K atas serangan itu, meskipun kelompok itu mengaku tidak bertanggung jawab. (*)
Sumber : okezone.com | Editor : Lutfiyu Handi