
JAKARTA (Lenteratoday)-PP Muhammadiyah telah menyelesaikan Sidang Muktamar ke-48 di Solo, Jawa Tengah. Haedar Nashir kembali terpilih menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2022-2027."Diserahkan kepada pimpinan baru yang kami sebutkan tadi Prof Haedar dan Prof Abdul Mu'ti," kata panitia Muktamar PP Muhammadiyah A Dahlan Rais dalam siaran YouTube tvMU Channel, Minggu (20/11/2022).
Sementara itu, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah dijabat oleh Abdul Mu'ti.Acara kemudian dilanjutkan serah terima jabatan dari pengurus PP Muhammadiyah periode 2017-2022 ke pimpinan periode 2022-2027
Haedar mengatakan bahwa posisinya sebagai ketua umum hanya sejengkal dikedepankan."Saya selaku ketua umum posisinya hanya sejengkal didepankan dan seinci ditinggikan, tapi prinsip kepemimpinan adalah kepemimpinan kolektif kolegial dan sistem persarikatan," kata Haedar.
Haedar mengatakan akan menjalankan amanat sesuai dengan program yang telah disusun. Arah program itu, kata dia, lebih kepada proses transformasi yang dinamis."Kami menjalankan amanat tentu pertama menjalankan program-program Muhammadiyah yang arahnya pada proses transformasi yang lebih dinamis di masa yang akan datang. Baik yang menyangkut program umum maupun program-program di bidang yang arahnya kepada Muhammadiyah yang unggul berkemajuan dalam berbagai aspek kehidupan," tutur Haedar.
Selain itu, Muhammadiyah, kata Haedar, mengemban tugas untuk menyebarluaskan pandangan Islam berkemajuan. Dia berharap Islam berkemajuan dapat membawa rahmat."Yang kedua kami mengemban tugas untuk mensosialisasikan serta pandangan Islam berkemajuan. Dalam risalah Islam berkemajuan yang sudah ditetapkan untuk terus didialogkan dengan berbagai kalangan di dalam dan luar negeri, agar Islam yang maju dan membawa rahmat bagi semesta alam itu menjadi alam pikiran yang menyebar dan meluas, serta terimplementasi makin baik di persarikatan," tuturnya," kata Haedar.
"Islam yang membawa damai, Islam yang menyatukan, Islam yang membangun optimisme, tatapi juga Islam yang menghadirkan kemajuan hidup seluruh masyarakat, negara, dan kemanusiaan ke depan," imbuhnya.
Lebih lanjut, Haedar mengatakan Muhammadiyah memiliki mandat untuk membicarakan isu strategis keumatan dengan berbagai pihak. Dia berharap hasil muktamar ini bisa menjadi masukan kepada pemerintah.
"Yang ketiga, kami PP Muhammadiyah juga memiliki mandat untuk mendiskusikan berbagai pihak mengenai isu-isu strategis keumatan, kebangsaan universal sesuai dengan porsi dan bidangnya, sehingga hasil muktamar ini juga terus kita jadikan masukan-masukan penting bagi berbagai pihak, pemerintah, DPR, lembaga-lembaga, TNI/Polri, komponen bangsa yang lain bahkan dunia internasional," jelasnya.
Sementara, Abdul Mu'ti mengatakan dirinya memang lebih cocok menjadi pendamping di baris kedua (second line) Haedar Nashir."Soal bagaimana saya mendampingi Pak Haedar, ya saya, saya memang lebih tepat menjadi second line daripada Pak Haedar. Tingginya saja juga tinggi Pak Haedar," kata Mu'ti.
Mu'ti mengatakan bahwa Haedar Nashir memiliki ilmu yang lebih luas. Mu'ti menyebut kembali terpilihnya sebagai Sekum adalah amanah untuk bekerja lebih baik lagi."Kemudian yang kedua ilmunya lebih luas Pak Haedar. Jadi saya tentu saja merasa bahwa ini adalah amanah yang alhamdulillah 7 tahun 4 bulan saya mendampingi Pak Haedar. Mudah-mudahan apa yang sudah kami lakukan periode 2022-2027 ini dapat kami perbaiki pada masa-masa yang akan datang," jelasnya."Jadi saya akan menjadi makmum bagi Pak Haedar sebagai imam di Muhammadiyah," tuturnya.
Reporter: Azifa, rls |Editor:Widyawati