
PUTRAJAYA (Lenteratoday)-Malaysia menggelar pemilu dini untuk memilih perdana menteri. Ada empat kandidat kuat dalam pemilihan perdana menteri ini yaitu Ismail Sabri Yakoob, Mahathir Mohamad, Anwar Ibrahim, dan Muhyiddin Yasin.
Dikutip dari AFP, Minggu (20/11/2022) Mahathir yang kini berusia 97 tahun harus kehilangan kesempatannya untuk kembali duduk sebagai perdana menteri. Berdasarkan hasil perhitungan suara, Mahathir berada di urutan keempat. Hal ini diungkapkan Komisi Pemilihan Umum Malaysia usai penghitungan suara cepat Sabtu (19/11/2022).
Dengan demikian, ini menjadi kekalahan elektoral pertama Mahathir dalam lebih dari setengah abad. Mahathir merupakan pemegang rekor dunia Guinness sebagai "perdana menteri tertua di dunia". Rekor itu didapat setelah Mahathir menjadi perdana menteri untuk kedua kalinya pada 2018, dua bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-93.
Mahathir pada pemilihan kali ini mencalonkan diri di bawah naungan Partai Pejuang Tanah Air. Ia sempat menertawakan saran banyak pihak yang memintanya untuk pensiun sambil berkata bahwa memiliki "peluang yang bagus" untuk menang di pemilihan kali ini.
Di sisi lain, Politikus Malaysia Anwar Ibrahim mengklaim bahwa Pakatan Harapan memiliki cukup kursi untuk membentuk pemerintahan berikutnya karena unggul dalam Pemilu Malaysia. Namun, Anwar enggan mengungkapkan siapa yang akan diajak bekerja sama oleh Pakatan.
"Kami, Pakatan, telah membentuk blok terbesar di parlemen dengan Muda dan kami juga harus mengakui fakta bahwa tidak ada partai yang memperoleh mayoritas sederhana," kata Anwar Ibrahim seperti dilansir The Star, Minggu (20/11/2022)
"Oleh karena itu kami telah melakukan serangkaian pertemuan dan negosiasi dan sebagai hasilnya, saya ingin memberi tahu Anda bahwa sebagai blok mayoritas, kami telah berhasil mendapatkan dukungan dari anggota parlemen untuk membentuk pemerintahan dengan mayoritas sederhana," ujarnya.
Berdasarkan hitung cepat yang dilaporkan The Star, Pakatan Harapan memperoleh 81 kursi parlemen dari 220. Sementara rivalnya, Perikatan Nasional yang diinisiasi mantan PM Malaysia Muhyiddin Yassin memperoleh 73 kursi."Semua dokumen sudah kami siapkan," kata Anwar dalam jumpa pers.
Meski Kalah, Muhyiddin Ogah Koalisi
Politikus Malaysia Muhyiddin Yassin dari Perikatan Nasional bersedia membentuk pemerintahan dengan pihak mana pun yang akan menerima prinsip-prinsipnya usai kalah dalam hitung cepat Pemilu Malaysia. Namun, Muhyiddin akan menolak kerja sama apa pun dengan Pakatan Harapan.

Ketua Perikatan mengatakan para pemimpinnya telah sepakat untuk membentuk pemerintahan paling lambat Rabu (23/11/2022). Dia juga mengatakan Perikatan telah menerima surat dari Istana Negara yang menyatakan syarat-syarat yang ingin dipenuhi raja sebelum membentuk pemerintahan.
"Untuk membentuk pemerintahan, kami akan segera berdiskusi dengan koalisi di Sabah dan Sarawak. Untuk memastikan stabilitas yang lebih baik, kami bersedia menerima pihak mana pun yang bersedia menerima prinsip peduli, bersih, dan stabil kami." kata Muhyiddin.
Sepanjang konferensi pers, para pendukung Perikatan menunjukkan ketidaksukaan mereka terhadap Barisan dengan meneriakkan 'No BN, No Zahid' berulang kali. Teriakan 'No PH, No DAP' juga terdengar meski tidak seheboh yel-yel penentang Barisan sebelumnya.
"Jika kami membentuk pemerintahan dengan pandangan yang sama, prioritas kami adalah memenuhi semua janji yang kami buat selama kampanye kami," ucapnya."Kami katakan tidak pada Pakatan Harapan," kata Muhyiddin.
Namun, dia tidak mengesampingkan bekerja sama dengan Barisan Nasional dan mengatakan akan ada diskusi lebih lanjut.(*)
Sumber: AFP, The Star / Editor: Widyawati