Nyatakan Diri Bertanggung Jawab Atas Tragedi Itaewon, Kepala Kepolisian Korsel Membungkukkan Badan

JAKARTA (Lenteratoday) – Tragedi Halloween di Itaewon yang mengakibatkan ratusan nyawa melayang akibat berdesak desakan di lorong sempit, menimbulkan duka bagi seluruh warga Korea Selatan.
Kepala Kepolisian Korea Selatan Yoon Hee Keun pun meminta maaf hingga membungkukkan badan, seperti dilansir CNN pada Kamis (3/10/2022).
Yoon membungkuk dan menyatakan dirinya bertanggung jawab atas tragedi paling mematikan di Korsel sejak 2014 itu. Kepada publik, Yoon mengaku bahwa respons aparat dalam menangani tragedi tidak memadai.
"Saya merasa sangat bertanggung jawab sebagai kepala lembaga pemerintah terkait," kata Yoon usai membungkuk di ruang konferensi pers.
"Saya akan berusaha melakukan yang terbaik untuk mencegah tragedi tragis serupa terulang lagi di masa mendatang di saat sekali lagi, perasaan bertanggung jawab atas keselamatan publik tidak akan pernah hilang terutama akibat insiden ini," ucapnya seperti dikutip CBS News.
Tidak hanya Yoon, sejumlah pejabat Seoul juga menyampaikan permintaan maaf karena tidak bisa mencegah insiden terjadi. Salah satunya yakni Walikota Seoul Oh Se Hoon yang bahkan menangis memohon maaf kepada keluarga korban.
"Ketika saya mencoba menghibur seseorang yang anak perempuannya menjadi korban dan dirawat di National Medical Center kemarin, mereka mengatakan bahwa anak perempuan mereka akan selamat, dan mereka meyakininya," kata Oh seperti dikutip oleh Associated Press.
Namun tak lama saya mendengar dia (anak perempuan itu) meninggal pagi ini. Saya minta maaf karena terlambat menyampaikan maaf," papar Oh lagi dengan suara bergetar dan meneteskan air mata.
Pihak berwenang sejauh ini masih menyelidiki tragedi paling mematikan sejak 2014 tersebut. Sebagian besar masyarakat meyakini tragedi murni karena kelalaian petugas pengamanan.
Saat peristiwa terjadi, hanya ada 137 petugas yang diterjunkan untuk melakukan pengamanan. Kepala Biro Manajemen Ketertiban Umum Badan Kepolisian Nasional Hong Ki Hyun mengatakan pihaknya tak menduga akan terjadi insiden saat banyak orang berkumpul.
"Kami sudah memperkirakan banyak orang yang akan berkumpul di sana. Tapi kami tidak menyangka akan ada banyak korban karena berkumpulnya orang-orang," kata Hong Ki Hyun, seperti dikutip ABC News.
Terkait peristiwa ini, pakar manajemen bencana dan analis keamanan nasional CNN, Uliette Kayyem, menilai kepadatan ibu kota kemungkinan berperan dalam tragedi Itaewon.
Kayyem mengatakan sulit untuk menentukan pemicu tragedi tersebut. Namun menurut dia pihak berwenang mestinya sudah mengantisipasi kemungkinan terjadi kerumunan sebelum Sabtu malam.
"Ada tanggung jawab pihak berwenang untuk memantau volume kerumunan secara real time, sehingga mereka harusnya paham bahwa butuh pengerahan pengamanan yang lebih," ujar Kayyem.
Sementara itu, Direktur Divisi Investigasi Kejahatan Kekerasan Kepolisian Korsel, Oh Seung-jin, menuturkan pemerintah tidak memiliki prosedur khusus untuk mengatasi kerumunan massa yang terjadi spontan tanpa penyelenggara.
"Untuk festival Halloween kali ini, karena diharapkan banyak orang akan berkumpul di Itaewon, saya mengerti bahwa festival ini disiapkan dengan menempatkan lebih banyak pasukan polisi dari pada tahun-tahun sebelumnya," kata Oh seperti dikutip CNN.
"Tapi memang saat ini tidak ada manual persiapan terpisah untuk situasi seperti itu di mana tidak ada penyelenggara dan diharapkan ada kerumunan orang."
Selain itu, ia juga menyampaikan polisi saat itu dikerahkan bukan untuk pengendalian massa, melainkan mencegah kejahatan dan berbagai kegiatan ilegal.
Sumber : CNN | Editor : Endang Pergiwati