20 April 2025

Get In Touch

Desa Devisa di Jatim Terbanyak Nasional

Gunernur Jawa Timur. Khofifah Indar Parawansa memecahan kendi melepas ekspor.
Gunernur Jawa Timur. Khofifah Indar Parawansa memecahan kendi melepas ekspor.

SURABAYA (Lenteratoday) – Provinsi Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah desa devisa terbanyak nasional. Provinsi Jatim juga terus mendorong perluasan pasar untuk produk-produk UMKM, termasuk ke pasar ekspor.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan sebagai salah satu wujud dari upaya tersebut, dalam waktu dekat ini Pemprov Jatim akan menggelar misi dagang ke luar negeri untuk pertama kalinya setelah pandemi Covid-19. Kali ini, tujuan misi dagang kali ini adalah ke Riyadh, Saudi  Arabia.

“Ada 19 produk (termasuk UMKM) yang akan ikut di misi dagang pertama kalinya (setelah Pandemi) di Riyadh, termasuk produk yang ini (mie),” katanya di sela-sela peninjauan stan dalam East Java Export Festival di Hotel Novotel Samator Surabaya, Selasa (1/11/2022) sore.

Dalam kesempatan itu, Gubernur Khofifah juga mengukuhkan enam desa devisa baru, yaitu Desa Perengan di Lamongan dengan produk tenun ikat, Desa Margorejo dan Kedung Rejo, Tuban dengan produk tenun dan batik gedok. Kemudian di Pacitan ada pruduk jahe olahan, Blitar dengan produk kendang cinde, di Ngawi dengan produk furniture dan home decoration.

Gubernur Khofufah juga berkesempatan untuk melepas ekspor produk senilai USD 1,46 juta dari lima perusahaan asal Jatim ke empat negara tujuan. Keempat negara tujuan tersebut adalah Jepang, Belanda, Chile, dan Korea Selatan.

Secara rinci, ekspor terdiri dari PT. Cheil Jedang Indonesia sebanyak 197 ton produk ekspor, L-Tryptophan dan Sekar Laut, Tbk dengan 22.542 kg Kerupuk Finna dan Sambal Uleg, bertujuan Belanda. Selain itu, PT. Santos Jaya Abadi dengan 4,534.50 Kg Kopi Kapal Api dikirim ke Korea Selatan, PT. Indocipri, Gresik. dengan 14.000 kg Penta Resin 100 tujuan Jepang.

Serta, ekspor juga berasal PT. Insera Sena dengan komoditas sepeda Polygon dengan tujuan Jepang dan Chile. Masing-masing sejumlah 1.998 Ton dan 4.240 Ton.

Gubernur Khofifah mengatakan, kegiatan Export Festival semacam ini merupakan komitmen Pemprov Jawa Timur dalam mendukung para pelaku usaha baik UMKM maupun eksportir skala besar dalam menembus pasar luar negeri.

"Melalui pelepasan ekspor ini diharapkan mampu memberikan semangat bagi pelaku usaha di Jawa Timur bahwa ekspor itu mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja," ungkap Gubernur Khofifah.

Untuk diketahui, nilai ekspor Jatim pada periode Januari – September 2022 mencapai USD 18,08 miliar atau mengalami peningkatan 8,45% (y-on-y) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sementara, ekspor non migas Jatim pada Januari – September 2022 tumbuh positif sebesar 11,17% (y-on-y) dengan nilai ekspor mencapai USD 17,19 Miliar.

Foto bersama.

Sebagai catatan, setiap bulannya ekspor non migas senantiasa berkontribusi signifikan terhadap total capaian ekspornya. Pada bulan September 2022 saja, sebesar 93,32% dari total ekspor Jawa Timur ditopang oleh ekspor non migas.

Selain pelepasan ekspor, dalam East Java Export Festival kali ini juga disediakan booth dari berbagai mitra Pemprov Jatim yang memberikan layanan fasilitasi, konsultasi, dan bimbingan bagi para calon eksportir maupun eksportir agar mampu melakukan ekspor atau memperluas jangkauan ekspornya.

Sementara itu, Chesna Fizetty Anwar, Sekretaris Lembaga sekaligus Direktur Pelaksana Bidang Hubungan Kelembagaan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) mengatakan bahwa di Jatim ada 22 desa devisa. Dengan demikian provinsi Jawa timur yang  merupakan provinsi dengan desa devisa terbanyak di Indonesia.

“Dan untuk  pembiayaan ekspor sekmen UKM di Jatim, LPEI telah menyalurkan pembiayaan ekspor sebesar Rp 5,4 triliun per Juni, sangat luar biasa. Dan pada hari ini LPEI kembali berkolabrasi dengan Pemprov Jatim yang akan melaunching desa desvisa bari di enam lokasi di Jatim dengan total 36 desa,” katanya.

“Saya berharap dengan adanya inovasi ini semakin banyak produk lokal yang mendunia, semakin bayak petani dan pengrajin yang semakin sejahtera,” sambungnya.

Sementara itu, di tempat yang sama, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengatakan bahwa dia sangat bangga dengan adanya desa devisa di Kabupaten Lamongan. Dia berharap dengan adanya desa devisa yaitu desa Parengan ini akan membuka akses perekonomian yang lebih besar lagi membawa kesejahteraan bagi masyarakatnya. “Dan tentu dengan bimbingan lembaga pembiayaan ekspor ini pasti akan lebih besar lagi,” katanya.

Bupati yang akrab dengan sapaan Pak Yes ini mengatakan bahwa ada desa lain yang akan dikembangkan untuk menjadi desa devisa.  “Saat ini masih tenun dan dan masih dalam proses. Pak Yes juga bertekat untuk menata ekspor,” katanya.

Salah satu yang akan dikembangkan adalah sorgum. “Tadi kita sudah bicara bahwa kita punya potensi sorgum seluas 300 hektar yang akan kita kembangkan menjadi 2000 hektar. Sebab sorgum ini sekarang menjadi pangan alternative selain gandum. Itu ada di kecamatan Babat, Sugio, Kedungpring itu besar sekali dan sekarang harganya masih murah,” ujarnya. (adv)

Reporter : Lutfi | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.