Penelitian Genealogi Pengajaran Islam di Pesantren Antarkan Rozi Jadi Lulusan Terbaik Program Doktor Unisma

MALANG (Lenteratoday) - Dr. Shoni Rahmatullah Amrozi, ditetapkan sebagai lulusan terbaik program Doktor Universitas Islam Malang (Unisma). Prestasi itu tak lepas dari penelitian dalam desertasinya yang mengkaji tentang genealogi pengajaran islam di pesantren.
Menurut Rozi, sapaan akrabnya, sangat jarang ditemukan kajian dengan judul Genealogi Pengajaran Islam di Pesantren dalam lingkup multikultural saat ini. Oleh karena itu, dia ingin mencoba untuk mengorek lebih dalam terkait sandaran keilmuan dalam pengajaran islam di dua pesantren yang ditelitinya, yakni PP Nurul Jadid Paiton, Probolinggo dan PP Salafiyah Safiiyah, Sukorejo.
"Saya memilih desertasi dengan judul Genealogi Pengajaran Islam di Pesantren karena hal tersebut sangat jarang dikaji dalam lingkup multikultural. Jadi karena memang program studinya pendidikan islam multikultural, saya ingin mencoba untuk melestarikan hazanah yang sudah mulai ditinggalkan oleh banyak ilmuwan muslim," ungkap Dr. Shoni Rahmatullah Amrozi kepada awak media, Jumat (28/10/2022).
Berkaitan dengan genealogi, calon wisudawan yang berhasil meraih IPK 3.90 tersebut mengatakan, maksud dari genealogi yakni merupakan sanad keguruan, di mana runtutannya berkaitan dengan sandaran guru, atau dapat disebut dengan gurunya guru.
"Genealogi Pengajaran islam ini merupakan salah satu upaya bagaimana menyandarkan sandaran keilmuan para tokoh pesantren, khususnya para Kyai yang bersandar pada gurunya," sambungnya.
Ketika disinggung mengenai alasan pemilihan lokasi, Rozi menyebutkan bahwa dua pesantren yang dipilihnya tersebut merupakan pondok pesantren yang sangat besar di Jawa Timur, sehingga menurutnya menarik untuk dilakukan pengkajian.
"Pelitian di dua lokasi karena memang saya melihat di Jawa Timur khususnya di bagian timur itu ada dua pesantren yang sangat besar yang mana sangat menarik untuk dikaji," jelasnya.
Dalam penelitiannya, Rozi menemukan fakta menarik bahwa dua tokoh Kyai di pesantren yang ditelitinya, yakni KH. Zaini Mun'im dan KH. R. As'ad Syamsul Arifin, ternyata masih memiliki sanad keluarga Rasulullah melalui jalur Syeikh Fadhol Ali Murtadho yang merupakan adik dari Sunan Ampel.
Sementara itu, terkait dengan Kajian Pemikiran mengenai agama dan kebangsaan dari dua tokoh yang ditelitinya tersebut. Pria yang berhasil menamatkan pendidikan Doktornya dalam waktu enam semester ini menyebutkan hal menarik lainnya. Yakni Kyai yang mengajarkan Panca Kesadaran dan Kyai yang menjadikan nilai tauhid sebagai nilai kesatuan.
"Pertama, di Paiton itu Kyai mengajarkan santrinya dengan Panca Kesadaran Santri. Ada lima standar yang harus dilakukan oleh santri, baik saat di dalam maupun di luar pesantren. Dari kelima itu salah satu kesadarannya adalah berbangsa dan bernegara. Jadi santri harus memiliki rasa cinta tanah air," paparnya.
"Begitu juga di PP kedua, yakni menjadikan nilai tauhid sebagai nilai kesatuan. Makanya di PP Sukorejo pada tahun 1927 itu dijadikan sebagai tempat Muktamar NU ke 27, dan disitulah kemudian penggagas dari menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal negara," sambungnya.
Lebih lanjut, wisudawan terbaik program Doktor di Unisma tersebut mengaku pihaknya juga menjadi seorang dosen di UIN Kyai Hasan Akhmad Sidiq (UIN Khas) Jember. Rozi mengajar di Fakultas Tarbiyah dan Unsunutin, yang berkonsentrasi di Historiagrafi Islam.
Ketika disinggung mengapa memilih Unisma sebagai tempat menuntut ilmu Strata 3, Rozi menyatakan bahwa perguruan tinggi NU terbaik se Jawa Timur adah Unisma.
Selain Rozi, Unisma juga menunjukkan kesungguhannya dalam mencetak lulusan terbaik pada Wisuda Periode ke 68 Tahun 2022 ini. Total ada sebanyak 13 wisudawan terbaik dengan predikat cumlaude.
Adapun wisudawan terbaik lainnya yakni datang dari program Profesi Kedokteran, dr. Erfina Daniati yang berhasil meraih IPK sebesar 3.93. Dikatakannya, selama menempuh pendidikan di Unisma ada strategi pembelajaran yang selalu dilakukannya untuk mengoptimalkan hasil belajar.
"Jadi belajarnya harus memakai strategi, karena kalau belajarnya tanpa strategi itu hasilnya akan kurang optimal. Karena saya punya pengalaman sendiri, karena kan awalnya kita pasti terpontang panting cara belajarnya masih belum mengerti, otomatis belum mengetahui strateginya seperti apa," tegas dr. Erfina.
Sebagai informasi, berikut daftar wisudawan terbaik Unisma pada wisuda periode 68 tahun 2022 yang akan dilaksanakan pada 29 Oktober hingga 30 Oktober 2022 mendatang. Pertama, Wisudawan yang berhasil meraih IPK sempurna yakni 4.00, diantaranya adalah Luthfiyah Hanum, S.Ak (FEB), Komariyah, S.Pd (FKIP), serta Ika Tanjung Sariz, M.Kn (Program Magister). (*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi