20 April 2025

Get In Touch

Afrizal, Korban Kanjuruhan Dipulangkan Setelah 24 hari Dirawat di RSSA

Afrizal, korban Tragedi Kanjuruhan yang berusia 10 tahun saat akan dipulangkan oleh pihak RSSA karena sudah menunjukkan perkembangan kondisi yang baik dan stabil.
Afrizal, korban Tragedi Kanjuruhan yang berusia 10 tahun saat akan dipulangkan oleh pihak RSSA karena sudah menunjukkan perkembangan kondisi yang baik dan stabil.

MALANG (Lenteratoday) – Setelah menalani perawatan selama 24 hari, kondisi Afrizal, salah satu korban tragedi Kanjuruhan, semakin membaik dan stabil. Akhirnya, Pihak RSUD Saiful Anwar (RSSA) memperbolehkan anak 10 tahu itu pulang pada Rabu (26/10/2022) pukul 12.40 WIB. Namun, Afrizal tetap harus menjalani rawat jalan.

Salah satu dokter penanggung jawab pelayanan di RSSA mengatakan bahwa selama perawatan telah dilakukan 5 kali tindakan operasi kepada Afrizal. Salah satu diantaranya yakni operasi penanaman kulit paha sebelah kanan.

“Kondisi saat ini pasien dalam keadaan yang baik dan stabil sehingga kita pertimbangkan untuk boleh pulang dan melanjutkan perawatan di rumah. Afrizal ini sudah kami rawat selama 24 hari. Selama perawatan tersebut sudah menjalani operasi sebanyak 5 kali, salah satunya adalah operasi penanaman kulit,” ungkap dr.Yudi Siswanto, M.Sc, M.Ked. Klin, Sp.BP-RE, salah satu dokter yang menangani Afrizal kepada awak media di RSSA, Rabu (26/10/2022).

Operasi pencakokan kulit paha pada Afrizal, dilanjutkan oleh dr. Yudi telah berhasil 100% sehingga saat ini tidak didapatkan luka lagi. Untuk selanjutnya, dr. Yudi mengatakan bahwa Afrizal akan belajar berjalan dan mobilisasi setelah menjalani perawatan di RSSA.

“Saat pulang nanti Afrizal akan belajar berjalan, karena selama perawatan kemarin kan berbaring sehingga mobilisasinya kurang,” imbuhnya.

Lebih lanjut, dr. Yudi juga menjelaskan bahwa Afrizal sempat mengalami penurunan kesadaran saat pertama sampai di RSSA usai menjadi korban tragedi Kanjuruhan sehingga sempat berada dalam perawatan di ICU selama 7 hari.

“Sempat di ICU kurang lebih 7 hari. Pada waktu datang pasien dengan penurunan kesadaran. Tetapi selama perawatan di ICU secara bertahap kondisinya membaik dan sadar penuh 100 persen,” tandasnya.

Terpisah, salah satu dokter spesialis anak yang juga merawat Afrizal selama menjalani perawatan di RSSA, yakni Dr. dr. Ery Olivianto, Sp.A (K) mengungkapkan bahwa di awal Afrizal sempat mengalami trauma dada dan stress paska trauma. Namun, ditegaskannya bahwa setelah dilakukan bermacam perawatan, kondisi Afrizal saat ini terbilang sangat baik.

“Ada trauma di dada, tapi setelah perawatan di ICU sudah membaik jadi secara umum kondisi paru-parunya sudah normal tanpa membutuhkan operasi untuk dadanya. Juga pada saat awal Afrizal pernah mengalami stress paska trauma dan sudah kami konsultasikan dengan bagian psikiatri. Apalagi waktu itu sudah dikunjungi Presiden, jadi saat ini kondisinya sudah sangat membaik,” jelas dr. Ery.

Sementara itu ditemui dalam kesempatan yang sama, Aminayu selaku ibu kandung dari Afrizal berharap agar sang putra dapat segera pulih dan berjalan kembali ketika menjalai proses rawat jalan di rumah nantinya.

Ketika disinggung mengenai trauma yang dialami siswa kelas 5 SD tersebut, Aminayu mengatakan bahwa di awal proses rawat inap, Afrizal sempat sering mengigau ketika tidur dan mengaku sama sekali tidak mengingat kejadian saat menyaksikan laga Arema FC vs Persebaya di Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu.

“Kalau saya tanya waktu kejadian itu bagaimana, dia jawabnya tidak ingat sama sekali. Anaknya (Afrizal) ini menonton pertandingan dengan ayahnya di gate 8. Ayahnya juga luka-luka tapi tidak dirawat di rumah sakit. Saat ini tinggal kakinya saja masih pincang sama matanya masih sakit,” tutur Aminayu.

Aminayu kemudian menceritakan awal mula ia menemukan sang anak di RSSA setelah sebelumnya mencari di Rumah Sakit sekitar Kanjuruhan. Dikatakannya bahwa paha kanan Afrizal menghitam saat awal ditemukan. Tidak tahu pasti, tapi Aminayu beranggapan bahwa menghitamnya paha sang anak dikarenakan terinjak injak pada saat tragedi.

“Saya kurang tahu apakah anak saya keinjak atau bagaimana, soalnya pahanya itu menghitam. Jadi memang harus dilakukan pembuangan supaya tidak terinfeksi,” pungkasnya.

Terpisah, Wakil Direktur Pelayanan Penunjang RSSA, Widodo Budi Prasetyo, menyampaikan harapannya kepada Afrizal agar dapat segera pulih dalam menjalani perawatan di rumah dan berpesan untuk rutin melakukan kontrol di poli klinik nantinya. (*)

Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.