
SEMARANG (Lenteratoday) - Tingkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana banjir dan longsor, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang memasang 12 unit EWS (Early Warning System) di titik rawan. Melalui EWS, potensi bencana dapat dipantau selama 24 jam.
Sebelumnya, telah terpasang 7 EWS yang tersebar di daerah rawan bencana. Kemudian, di tahun 2022 ini BPBD menambah 5 EWS baru, sehingga total EWS yang dipasang hingga saat ini sejumlah 12 unit.
"Early Warning System pada tahun 2022 ini kami pasang ada 5 titik. Ada yang di Gayamsari, Jatibarang, Pudak Payung, Banjir Kanal Timur, satunya lagi ada di Tugu Soeharto," kata Anggie Ardhitya, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Semarang saat ditemui di Kantornya (21/10/2022).
Kelima EWS tersebut terhubung dengan aplikasi Sipantau yang dapat diunduh melalui Playstore. Masyarakat dapat ikut memantau potensi bencana melalui aplikasi tersebut.
Melalui aplikasi tersebut, EWS akan menampilkan grafik potensi bencana yang dilaporkan secara realtime. Dilengkapi dengan CCTV yang akan memberikan foto situasi sekitar setiap 5 detik sekali.
"Grafik itu realtime, termasuk juga ada CCTV, nanti ada fotonya. Walaupun foto ini tidak per detik, tapi kita bikin per 5 detik. Karena itu pakai data, kita pakai provider disana," terang Anggie.
Disamping itu, BPBD Kota Semarang telah membentuk tim respon cepat yang berjaga selama 24 jam di kantor. Tim ini bertugas untuk memantau potensi bencana melalui sistem informasi BPBD.
"Mereka ada 28 orang, kita bagi menjadi 4 shift. Dia 24 jam di kantor," kata Anggie.
BPBD Kota Semarang telah memetakan daerah rawan bencana, di antaranya daerah rawan longsor yaitu Kecamatan Candisari, Kecamatan Semarang Selatan, Kecamatan Semarang Barat. Adapun daerah rawan banjir yakni di sepanjang jalur Pantura (Pantai Utara Jawa).
Reporter : Azifa Azzahra | Editor : Endang Pergiwati