
MAMUJU (Lenteratoday) -Lahan sawah milik petani di Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) dirusak banjir setelah hujan deras melanda wilayah itu.
"Lahan pertanian padi kami yang hampir panen dirusak banjir, sehingga petani terancam mengalami kerugian," kata Suharmono petani padi di Desa Pammulukang Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju, Minggu (16/10/2022).
Ia mengatakan, selain lahan pertanian padinya, sejumlah warga lainnya di Desa Pammulukan yang memiliki lahan pertanian padi puluhan hektare, juga mengalami kerugian yang sama akibat lahan pertaniannya dirusak banjir.
Menurut dia, petani sudah mengeluarkan modal dalam mengembangkan lahan pertanian, namun akhirnya terancam rugi akibat bencana banjir ini.
Bencana banjir bandang dan longsor yang menerjang Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) mengakibatkan 2.705 rumah dan 8.004 warga terdampak. Sedikitnya 392 jiwa yang mengungsi akibat bencana ini.
"Total semua yang terdampak 2.705 rumah dalam 5 desa dan 3 kelurahan di Kecamatan Kalukku dan Kecamatan Mamuju," kata Kepala Pelaksana BPBD Mamuju Muhammad Taslim kepada wartawan.
Menurut Taslim, banjir merendam Desa Tadui untuk di Kecamatan Mamuju. Sementara untuk Kecamatan Kalukku, ada 4 desa dan 3 kelurahan lainnya yang diterjang banjir dan tanah longsor.
"Paling parah itu di Kecamatan Kalukku terdampak banjir dan ada tanah longsor. 8 (rumah) hanyut dan 15 rusak berat. Ada Desa Sondoang, Keang, Pamulukan sama Uhaimate. Di dekat jalan ada Kelurahan Sinyonyoi, Sinyonyoi Selatan dan Bebanga," tuturnya.
Ada sekitar 8.004 jiwa terdampak banjir dan tanah longsor dari dua kecamatan tersebut. Ratusan di antaranya masih mengungsi di rumah keluarga.
"Kalau yang mengungsi masih warga dari Kecamatan Kalukku yang kemarin itu sekitar 392 jiwa. Karena seperti di UPT (Unit Pemukiman Transmigrasi) Marano, Kelurahan Sinyonyoi itu hanya akses jalan tertutup longsor dan tidak ada rumah terdampak. Cuman mereka terisolir," bebernya.
Ia mengaku saat ini tengah melakukan upaya penanganan termasuk mendistribusikan logistik ke beberapa dusun yang masih terisolir akibat material longsor menutup akses jalan.
"Masih kita upayakan ini (penanganan). Terutama akses beberapa dusun di Desa Uhaimate dan Pamulukan, termasuk UPT Marano yang terputus karena longsor. Kita antar sampai ujung atau warganya datang ke posko. Mereka masih jalan kaki itu karena kendaraan belum bisa tembus," jelasnya.
Pemkab Mamuju sebelumnya telah memperpanjang status tanggap darurat bencana hingga tiga hari ke depan. Kebijakan ini diambil karena penanganan pascabencana banjir dianggap belum selesai.
"Kita perpanjang lagi 3 hari ke depan," kata Bupati Mamuju Sutinah Suhardi.
Perpanjangan status masa tanggap darurat terhitung sejak 14 Oktober hingga 16 Oktober 2022. Sutinah mengaku masih banyak wilayah yang belum stabil akibat banjir bandang sehingga keputusan perpanjangan status tanggap darurat diambil (*)
Sumber: Antara.detik|Editor: Arifin BH