
Blitar - Persedian atau stok alat Rapid Test Virus Corona (Covid,-19), di wilayah Blitar Raya kabupaten dan kota menipis alias tidak aman. Padahal alat tersebut dibutuhkan untuk mengetes Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) apakah terindikasi positif atau negatif Covid-19.
Disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, dr Kuspardani ketika ditanya mengenai ketersedian stok alat Rapid Test dan reagen Covid-19, mengakui kalau jumlahnya belum aman. "Kalau ditanya stoknya memang belum aman, tapi masih ada tidak sampai kosong," tutur Kuspardani, Selasa (21/4/2020).
Kuspardani menjelaskan jika pasokan alat Rapid Test diperkirakan akan datang dalam minggu ini, karena pihaknya sudah order (pesan) ke pabrik atau produsen. "Semoga tepat waktu, sehingga tidak mempengaruhi tindakan penangaanan Covid-19 di wilayah Kabupaten Blitar," jelasnya.
Ditanya berapa stok Rapid Test yang tersedia sampai hari ini, Kuspardani mengaku lupa tapi yang pasti masih ada. "Tergantung perkembangan kasus Covid-19 juga, semoga cukup sampai pesanan datang walaupun belum seluruhnya," harap Kuspardani.
Seperti diketahui jika sesorang ditentukan ODP, karena dari daerah zona merah dan menunjukkan gejala klinis seperti Covid-19. Juga seseorang yang dinyatakan PDP, akibat kontak erat dengan positif Corona. Harus dilakukan prosedur Rapid Test, untuk mengetahui dirinya positif tertular Covid-19 atau tidak. Meskipun belum bisa dinyatakan positif Corona, sampai ada hasil Swab Test.
Kondisi serupa juga terjadi di Kota Blitar, dituturkan Plt Walikota Blitar, Santoso jika stok Rapid Test memang menipis. "Informasi dari petugas media gugus tugas, saat ini hanya ada sekitar 80 alat Rapid Test," kata Santoso.
Bahkan persedian tersebut, hanya diperuntukan untuk tenaga medis yang menangani kasus Covid-19. "Karena kondisi tenaga medis, apalagi yang pernah menangani pasien positif Covid-19 harus dites," tandasnya.
Ditambahkan Santoso pihaknya melalui Dinkes sebenarnya sudah berusaha melakukan pembelian, karena anggatan juga sudah disediakan. Tapi kendalanya, saat ini sulit untuk mendapatkan barangnya. "Uangnya sudah ada, tapi barangnya yang sulit" pungkasnya.(ais)