
MALANG (Lenteratoday) – Dokter Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) mengungkapkan faktor-faktor penyebab meninggalnya supporter Aremania di Stadion Kanjuruhan, usai laga Arema FC vs Persebaya.
“Faktornya rata-rata memang karena berdesakan. Jadi ada trauma di kepala akibat terbentur, dan trauma di bagian dada sebab terinjak juga,” ujar Dr. dr. Kohar Hari Santoso, Sp.An, KIC, KAP., ditemui saat melakukan sesi konferensi pers di samping Kamar Jenazah RSSA, Minggu (2/10/2022).
Kejadian memilukan yang menyedot perhatian publik tersebut ditengarai oleh adanya tembakan gas air mata dari aparat kepada para supporter sehingga memicu kepanikan Aremania untuk segera keluar stadion. Namun, ketika disinggung mengenai apakah ada kemungkinan banyaknya korban meninggal akibat sesak nafas dan gas air mata, ditekankan oleh dr. Kohar bahwa hilangnya nyawa korban lebih disebabkan trauma di kepala dan dada akibat berdesakan.
“Bukan begitu (pemicu gas air mata), karena ini kan berdesak-desakan, jadi pasti tertekan dadanya. Kepalanya terbentur,” tekannya.
Sampai saat ini, Dirut RSSA tersebut menyatakan terdapat 8 orang yang mengalami luka berat, kemudian 4 luka ringan dan 6 luka sedang yang dirawat di UGD RSSA. Sedangkan untuk ke 17 mayat yang telah dievakuasi dari RS Wava Husada, sambungnya, telah dilakukan proses identifikasi sidik jari yang disaksikan oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
“Seluruh 17 jenazah korban selanjutnya akan dimandikan terlebih dahulu di RSSA sesuai dengan keyakinannya masing-masing. Apabila ada yang muslim ya kita sholatkan terlebih dulu, baru kemudian diserahkan kepada keluarga korban,” pungkasnya.
Info terbaru dari RSSA, bahwa apabila terdapat keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarganya paska menonton langsung laga Arema FC vs Persebaya, untuk segera melapor kepada Tim Antemortem IKFML-RSSA, dengan menunjukkan data identitas orang yang dicari.
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Endang Pergiwati