
SURABAYA – Bertepatan dengan Hari Kartini, DPC PDIPerjuangan Kota Surabaya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya untukkaum perempuan yang menjadi pejuang penanganan wabah virus corona (Covid-19).Mereka adalah para perempuan tenaga kesehatan, perempuan pengambil kebijakanpublik, hingga relawan di berbagai bidang.
”Apresiasi khusus untuk para pejuang yang berani mengambilrisiko tinggi, yaitu para tenaga kesehatan. Kita hari ini juga masih berdukadengan berpulangnya para tenaga kesehatan, termasuk kaum perempuan di dalamnya,akibat Covid-19,” ujar Wakil Ketua DPC PDIP Surabaya Agatha Retnosari.
”Hari Kartini semakin meneguhkan fakta bahwa kaum perempuanmemegang peran sentral dalam setiap babakan sejarah. Dulu di era perjuangankemerdekaan, dan saat ini dalam perang melawan Covid-19,” imbuhnya.
Wakil Ketua DPC PDIP Surabaya Chusnul Chotimah memaparkan,Kartini menginspirasi dan membuka mata publik bahwa kaum perempuan bukan lagidianggap sebagai ”konco wingking”.
”Saat ini, kaum perempuan telah banyak berperan di urusanpublik, bukan lagi mengurus domestik rumah tangga. Banyak pengambil kebijakanadalah kaum perempuan. Presiden ke-5 RI Ibu Megawati Soekarnoputri, Ketua DPRMbak Puan Maharani, dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini dalam perjuanganmelawan Covid-19 juga menunjukkan kualitas kepemimpinannya,” ujar Chusnul.
Megawati, lanjut Chusnul, memimpin gotong royong nasionaluntuk kemanusian. Dia menggerakkan struktur PDI Perjuangan se-Indonesia,anggota parleman, dan kepala daerah untuk bergotong royong. ”Mbak Puan Maharani di DPR memimpin upayamempercepat aksi pemerintah dalam menangani Covid-19 melalui kebijakanpenganggaran, legislasi, dan pengawasan,” jelasnya.
Adapun Tri Rismaharini, papar Chusnul, tiada henti bergerakmengolaborasikan seluruh kekuatan di Surabaya untuk mencegah penyebaranCovid-19.
Dyah Katarina, wakil ketua DPC PDIP Surabaya, menambahkan,Hari Kartini selayaknya menjadi momentum bagi seluruh pihak untuk semakinmenempatkan perempuan sejajar dengan kaum laki-laki.
”Sudah tidak relevan mempermasalahkan latar belakang genderdalam pergulatan kehidupan publik saat ini. Di zamannya, Kartini mendobrakbelenggu patriarki. Di era kekinian, kaum perempuan jangan lagi didiskriminasidengan alasan apapun,” tegasnya.
”Habis gelap terbitlah terang, dengan kalimat terkenalKartini itu, kaum perempuan bekerja dengan kemampuan terbaik membantumasyarakat dan negara ini melewati pandemi Covid-19,” imbuh Dyah.
Adapun Wakil Ketua DPC PDIP Siti Maryam mengatakan, pandemiCovid-19 telah membawa konsekuensi tersendiri bagi perempuan kepala keluarga.Beban hidup mereka semakin berat karena kondisi ekonomi sedang menurun.
”Maka pada peringatan Hari Kartini, kita juga seharusnyamenengok kepada mereka, para perempuan kepala keluarga terutama dari kelompokmasyarakat menengah ke bawah. Jangan sampai pandemi semakin meluluhlantakkanekonomi keluarga, yang akhirnya membuat pendidikan anak-anak terancam. Kitabergotong royong membantu mereka,” paparnya.
Bertepatan dengan Hari Kartini, DPC PDIP Surabaya jugamenyerahkan bantuan alat pelindung diri dan masker kepada para tenaga kesehatanRSUD dr Soewandi, Surabaya. ”APD ini sangat penting bagi tenaga kesehatansebagai pertahanan terakhir penanganan pasien Covid-19. Karena itu, sesuai instruksiIbu Megawati, kita harus bergotong royong membantu tenaga kesehatan,” ujarChusnul Chotimah.(ist)