20 April 2025

Get In Touch

Harga Naik dan Sulit Mendapat Solar, Nelayan Cemandi Tidak Melaut

elayan sedang memperbaiki jaring ikan di Desa Gisik Cemandi, Sedati, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (28/9/2022). Foto/Sahlan Kuniawan/Lenteratoday.
elayan sedang memperbaiki jaring ikan di Desa Gisik Cemandi, Sedati, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (28/9/2022). Foto/Sahlan Kuniawan/Lenteratoday.

SIDOARJO (Lenteratoday) - Sejumlah nelayan di Gisik Cemandi, Sedati, Sidoarjo Jawa Timur, memilih tak melaut usai pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Alasannya, biaya operasional untuk melaut membengkak, sementara hasil tangkapan tidak pasti. Mereka juga kesulitan mengakses solar bersubsidi.

"Hasil tangkapan (ikan) saja sedikit dan tidak pasti. Terus sekarang harga solar juga ikutan naik, makanya sementara saya memilih untuk tidak melaut," kata Dul, seorang nelayan di Desa Gisik Cemandi, Sedati, Sidoarjo, kepada Lenteratoday, Rabu (28/9/2022).

Dul, menjelaskan, sebelum adanya kenaikan harga solar subsidi, ia sudah harus mengeluarkan uang Rp 120.000 untuk membeli sekitar 20 liter solar dengan harga Rp 6.000 per liter.

Dengan adanya kenaikan harga BBM, termasuk solar, Dul memastikan biaya untuk sekali melaut dari pukul 05.00-12.00 WIB akan membengkak banyak.

Kondisi ini dipersulit dengan hasil tangkapan ikan yang tidak menentu. Rata-rata, dari hasil tangkapan ikan, dia hanya mendapat Rp 100.000 - Rp 150.000 dengan menggunakan perahu kecil.

"Jadi sejak solar naik, biaya yang harus dikeluarkan untuk melaut bisa lebih besar dari pada pendapatan hasil tangkapan ikan," kata dia.

Ia bersama nelayan lainnya hanya bisa pasrah di tengah situasi sulit tersebut. "Kalau saya pasrah saja lah. Tapi kalau boleh berharap, semoga ada kebijakan yang bisa memperhatikan nasib (nelayan) seperti kami," pungkasnya.

"Sebelum (solar) naik, hasil (pendapatan) dari melaut saja sudah sedikit, apalagi sudah mengalami kenaikan seperti sekarang," kata dia.

Dul pun juga berharap pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan baru di tengah situasi sulit yang dialami nelayan. Salah satunya, adanya harga khusus solar bagi nelayan.

"Kalau bisa ada harga solar khusus nelayan, ya. Kalau situasi seperti sekarang ini, (ekonomi) kami semakin sulit," pungkasnya 

Seperti diketahui, pemerintah menaikkan harga BBM subsidi dan nonsubsidi sejak Sabtu (3/9/2022) lalu.

BBM jenis Pertalite naik menjadi Rp 10.000 per liter dari sebelumnya Rp 7.650 per liter, Solar naik menjadi Rp 6.800 dari Rp 5.150 per liter, dan Pertamax naik dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter. (*)

Reporter : Sahlan Kurniwan | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.