
GRESIK (Lenteratoday) – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur, mendorong supaya PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk atau Bank Jatim untuk menjadi bank nomer satu di Indonesia. Hal ini sesuai dengan visi Bank Jatim sejak awal 2021 yakni menjadi Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nomer 1 di Indonesia. Sebelum itu, visi Bank Jatim adalah menjadi regional champion bank di Indonesia.
Dorongan dari DPRD Jatim ini seiring dengan perkembangan bisnis Bank Jatim dalam tiga tahun terakhir cukup membanggakan. Tahun 2019, bank BUMD ini masih berada di peringkat tiga secara nasional, tapi saat ini sudah menyodok ke peringkat dua nasional di bawah Bank BJB atau PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. Keberhasilan tersebut tak terlepas dari pembenahan yang dilakukan Bank Jatim dalam pelaksanaan governance, risk management, dan compliance (GRC).
Perkembangan Bank Jatim dibuktikan dari cacatan pada Triwulan II 2022 yang dirilis pada bulan Juli lalu. Di mana, Bank Jatim tetap mempertahankan asetnya diatas seratus triliun dengan mencatatkan aset sebesar Rp. 108,93 Triliun dan tumbuh 14,08%, sedangkan laba bersih Bank Jatim tercatat Rp. 815 Miliar atau tumbuh 1,49% (YoY).
Pencapaian tersebut didukung oleh pertumbuhan variabel seperti Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Jatim yang mencatatkan pertumbuhan 16,41% (YoY) yaitu sebesar Rp. 94,90 triliun. Pertumbuhan DPK yang signifikan tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat kepada Bank Jatim terus meningkat.
Dari sisi pembiayaan, Bank Jatim mencatatkan pertumbuhan kredit yang positif yaitu tumbuh 2,21% (YoY) atau sebesar Rp. 43,54 Triliun. Komposisi rasio keuangan Bank Jatim periode Juni 2022 antara lain Return on Equity (ROE) sebesar 17,58 %, Net Interest Margin (NIM) sebesar 4,92 %, dan Return On Asset (ROA) 2,05 %.
Ketua Komisi C DPRD Jatim, Abdul Halim, mengakui bahwa perkembangan Bank Jatim saat ini luar biasa. Salah satunya bisa dilihat dari penambahan asset yang berhasil dikumpulkan pada 2022 ini yaitu Rp 108 triliun, padahal pada tahun 2020 lalu asset Bank Jatim baru sekitar Rp 80 triliun. Perkembangan Bank Jatim ini tidak lepas dari manajemen Bank Jatim yang bagus.
“Pasti ada target dari pada Dirut Bank Jatim bagaimana kemudian menjadi BPD terdepan. Jadi, memang Bank Jatim nomer dua setelah Bank BJB di Indonesia. Kita sangat support dari pada keinginan dan cita-cita yang dimiiki Bank Jatim, supaya menjadi bank pembangunan daerah nomer satu di Indonesia,” tegas Halim saat monitoring dan serap aspirasi serta pemantauan kerja BUMD sebagai penggerak perekonomian dan sumber PAD 2022 di Bank Jatim cabang Gresik, di Hotel Aston Inn Gresik, Jumat (23/9/2022) lalu.
Politisi dari partai Gerindra ini juga menyebutkan bahwa Bank Jatim juga telah melakukan berbagai terobosan atau inovasi. Salah satunya adalah ada infrastruktur digital, sehingga masyarakat mampu mengakses Bank Jatim dan juga bertransaksi secara digital atau melalui mobile banking.
“Bank Jatim juga tengah membuat BUMDes itu menjadi bank, sehingga Bank Jatim ada di desa-desa untuk melakukan perbankan dan perputaran ekonomi. Membuat masyarakat membayar PBB, pajak kendaraan bermotor, mau melakukan simpanan cukup di desa, tidak harus datang ke kantor yang mungkin ada di kecamatan. Sangat memudahkan, memang ada kendala BUMDes itu harus berbadan hukum dulu, nah tugas kami ini mengawal perizinan supaya BUMDes ini memiliki badan hukum sehingga bisa dilakukan Laku Pandai sehingga menjadi BUMDes sebagai bank di desa-desa se Jawa Timur,” harapnya.
Halim juga menandaskan bahwa Komisi C sebagai mitra juga berkomitmen untuk melakukan pendampingan sehingga Bank Jatim menjadi BUMD yang professional. “Kita berharap bahwa profesionalitas itu mampu dikembangkan di Bank Jatim, sehingga hasilnya Bank Jatim menjadi BUMD yang betul-betui prioritas bagi komisi C untuk memberikan sumbangsih peningkatan PAD pada Provinsi Jatim,” tendasnya.
Dia juga membeberkan, bahwa saat ini Bank Jatim merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Jatim yang paling produktif dalam menyumbangkan PAD. Bahkan pada 2021 lalu, mampu menyumbang Rp 400 miliar lebih.
“Tentu kita tahu bahwa ini dalam rangka peningkatan PAD Jatim dan menjadikan Bank Jatim memiliki prestasi luar biasa. Bagaimana Bank Jatim semakin besar dan ujungnya peningkatan PAD yang besar dan muaranya adalah pembangunan Jawa Timur,” kata ketua Komisi C DPRD Jatim, Abdul Halim.
Sementara, anggota Komisi C, Khulaim Junaidi mengharapkan Bank Jatim Cabang Gresik ini mampu meningkatkan kinerja sehingga labanya juga meningkat.
"Kalau saya melihat berdasarkan laporan ini, semua berjalan dengan bagus dan semua bagus. Seharusnya ketika semua bagus, maka laba yang dihasilkan juga bagus. Tapi ini labanya kok malah menurun dan tidak baik, ini ada apa?” tanya politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Hendri Wijaya, Pimpinan Bank Jatim Cabang Gresik, mengatakan bahwa upaya pengembangan Bank Jatim terus dilakukan. Diantranya dengan melakukan beberapa inovasi program. Seperti agen Laku Pandai yaitu pelayanan transaksi perbankan tanpa kantor. Kemudian juga JConnect Mobile yang memberikan layanan perbankan secara online.
Kemudian juga adanya upaya untuk mensinergikan dengan program program pemerintah provinsi ataupun pemerintah kabupaten kota. Seperti dengan menggandeng BUMDes untuk membentuk agen Laku Pandai, sehingga transaksi perbankan di Bank Jatim bisa dilakukan di desa tanpa harus datang ke kantor Bank Jatim.
Untuk itu, Hendri Wijaya berharap semua masyarakat khususnya wilayah Jatim memakai Bank Jatim. Terlebih lagi saat ini sudah ada Laku Pandai dan JConnect. “Kita sudah melakukan kerjasama dengan Dinas Pariwisata kabupaten untuk mengajak masyarakat untuk bertransaksi di Bank Jatim. Ada Laku Pandai, sehingga banyak agen-agen Laku Pandai, sehingga masyarakat Jatim harus pakai Bank Jatim,” tandasnya.
Dalam kunjungan kerja ini, anggota komisi C yang hadir antara lain Agung Supriyatno, Lilik Hendarwati, Rosyidi, Khulaim Junaidi, Akik Jaman, Kuswanto, dan Agustin Poliana. Hadir juga Krish Taufan, Pimpinan Subdiv Kepatuhan dan Tata Kelola Bank Jatim.(*)
Reporter : Lutfi | Editor : Lutfiyu Handi