
Surabaya - Walikota Surabaya, Tri Rismaharini memaparkan penyebab banyaknya pasien terkonformasi positif covid-19 di Surabaya. Pasalnya, saat ini kota Surabaya menjadi kota yang jumlah pasien positif coronanya cukup banyak bahkan Minggu (20/3/2020) bertambah 29 orang.
Menurutnya meningkat tersebut disebabkan oleh pergantian status. Yakni dari ODP atau PDP menjadi pasien positif corona. “Jadi, mangkanya ketika ada orang terindikasi virus corona harus melakukan isolasi mandiri dan melakukan tes swab minimal dua kali,” ujarnya saat press conference, Senin (20/4/2020).
Risma menjelaskan, jika pada satu keluarga terdapat anggota keluarga yang terkena covid-19, maka pihaknya akan menelusuri darimana dia pergi. Sehingga ketika ditemukan ke salah satu tempat, maka semua orang yang berada pada tempat tersebut berstatus Orang Dalam Pengawasan (ODP).
“Itu penting, karena kita akan tracing seluruh wilayah tersebut. Dan semua orang yang di area tersebut menjadi ODP. Contohnya pasar kapasaan dan PGS, itu salah satu ada orang terindikasi virus covid-19. Maka tempat tersebut ditutup selama 14 hari,” katanya.
Risma memaparkan bahwasanya ketika dalam satu KK terdapat salah satu orang yang positif maka seluruh anggota keluarga dinyatakan ODP dan harus segera menjalani tes swab minimal dua kali swab.
Akan tetapi permasalahan yang terjadi adalah ketika dalam KK tersebut ada salah satu anggota keluarga yang terindikasi, namun aggota keluarga lainnya tidak mengalami gejala apapaun atau Orang tanpa gejala (OTG) ini lah yang dikhawatirkan.
“Yang susah adalah OTG sebab tidak ada gejala sama sekali. Untuk itu saya putuskan kemarin sudah meminta kepada RSUA bahwasanya untuk melakukan tes kepada OTG tersebut,” ujarnya.
Nantinya jika memang OTG tersebut hasilnya sudah diketahui positif atau negatif maka akan segera ditindak lanjuti. Jadi ketika positif akan dirawat, dan ketika negatif akan ditempatka disalah satu hotel yang ada di Surabaya.
“Jadi tadi data OTG ada sekitar 224 orang. Tetapi akan dicicil prosesnya. Begitu negatif kita tempatkan di salah satu hotel untuk tempatkan disitu. Tujuannya untuk memutus mata rantai pada keluarga tersebut,” katanya.
Risma meminta kepada seluruh rumah sakit untuk menerima pasien yang positif akan tetapi ruangannya tidak memenuhi. Sebab penanganan pasien positif harus ada ruangnnya sendiri.
“Jadi untuk yang dirawat di rumah akan dipantau terus, diberi vitamin, diberi permakanan sehari tiga kali supaya kuat,” ujarnya.
Data menyebutkan per tanggal 18 April 2019 terdapat 116 pasien yang dirawat jalan dan 107 pasien di rawat inap di Rumah Sakit. Untuk total yang terkonfimasi adalah 223 orang. Sedangakan ODP 4, PDP 206, OTG 60. (ard)