
SIDOARJO (Lenteratoday) -Keluarga besar TNI Angkatan Laut berduka mendalam akibat kehilangan dua putra terbaiknya dalam kecelakaan pesawat latih jenis G-36 Bonanza T-2503 saat latihan Air Defence Exercise Siaga Armada II. Kepergian almarhum pun dilepas dengan upacara militer yang penuh haru di Taman Makam Bahagia, Sidoarjo, Jawa Timur.
Putra terbaik TNI AL tersebut adalah Lettu Laut (P) Judistira Eka Permady yang menjabat sebagai Wakil Komandan Pesawat Udara (Pesud) 2 Flight II Ron 200. Alumnus AAL angkatan 62 Tahun 2017 ini meninggalkan seorang istri Vriliandia Iranoza yang tengah mengandung delapan bulan.
Selain itu, Letda Laut (P) Dendy Kresna Bakti Sabila yang menjabat sebagai Wakil Komandan Pesud 1 Flight II Ron 600 Pusnerbal. Almarhum yang lahir di Lhokseumawe, Aceh, ini meninggalkan soerang istri Imas Meilani dan seorang putra.
Dua putra terbaik TNI AL tersebut gugur di Selat Madura, Jawa Timur, pada Rabu (7/9/2022). Judistira merupakan pilot, sedangkan Dendy menjadi kopilot pesawat latih jenis G-36 Bonanza T-2503. Pesawat ini mengalami kecelakaan dan tenggelam di Selat Madura saat mengikuti latihan Air Defence Exercise Siagaa Armada I.
Prosesi pemakaman secara militer dipimpin langsung oleh Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) Laksamana Muda TNI Dwika Tjahja Setiawan. Acara juga dihadiri keluarga dekat almarhum beserta kerabat dan rekan sejawat di kesatuan.
Dwika mengatakan, selama hidupnya, kedua almarhum selalu menunjukkan tutur kata dan budi pakerti yang baik. Mereka juga memiliki prestasi dan dedikasi tinggi dalam pengabdian dan pengorbannya terhadap bangsa dan negara. Untuk itulah dia mengajak masyarakat mendoakan kedua almarhum dan mengenang jasa-jasanya kepada negara.
"Atas nama bangsa dan negara dengan ini saya mengucapkan dukacita yang sedalam-dalamnya. Memohon kepada Tuhan yang mahapengasih semoga keluarga yang ditinggalkan tetap teguh iman dan diberikan kekuatan dalam menghadapi cobaan ini," ujar Dwika.
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudho Margono mengatakan, sebagai penghargaan atas dedikasi almarhum Judistira dan Dendy terhadap kesatuan dan bangsa Indonesia, Panglima TNI telah memberikan anugerah berupa kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi.
"Lettu Judistira menjadi kapten anumerta, sedangkan Letda Dendy menjadi lettu anumerta. Kita semua berdukacita atas meninggalnya dua putra terbaik angkatan laut karena kecelakaan saat bertugas," ujar Yudho di sela menghadiri acara pemakaman.
Kandaskan Bonanza
Yudho menambahkan, pihaknya masih menyelidiki penyebab kecelakaan pesawat latih Bonanza. Selama penyelidikan berlangsung, seluruh pesawat latih jenis Bonanza yang dimiliki TNI AL di-grounded atau dikandaskan. Pesawat tidak akan dioperasikan atau digunakan, baik untuk kegiatan operasi, latihan, maupun pertunjukan atau demonstrasi.

Dia menambahkan, Bonanza merupakan pesawat latih buatan Amerika Serikat tahun 2013. Pesawat ini, menurut Yudho, layak terbang karena masih memiliki jam terbang yang tinggi. Dari skala 100 jam terbang, pesawat Bonanza masih memiliki 95,25 jam terbang sehingga masih layak melakukan penerbangan.
"Sebagai pesawat latih milik AL, Bonanza ini digunakan untuk melatih pilot-pilot baru, baik untuk manuver maupun operasi laut. Latihan bagi para pilot yang nantinya akan mengawaki pesawat-pesawat milik TNI AL," kata Yudho.
Pesawat latih Bonanza mengalami kecelakaan dalam konvoi KRI untuk latihan anti-serangan udara Siaga Armada II. Dalam latihan tersebut, pesawat Bonanza G-36 berperan sebagai penyerang. Namun, kegiatan latihan perang itu berubah menjadi operasi pencarian dan penyelamatan saat pesawat Bonanza dinyatakan hilang.
Tim SAR Angkatan Laut (AL) berhasil menemukan benda yang diduga merupakan serpihan dari pesawat, yakni bagian pintu pada Rabu. Selain itu, ditemukan titik yang diduga sebagai pesawat berdasarkan siluet sonar kapal SAR.
Pesawat latih Bonanza lepas landas dari Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Juanda pukul 08.45. Pesawat milik TNI AL itu diterbangkan pilot Letnan Satu Laut (P) Judistira Eka Permady dan kopilot Letnan Dua Laut (P) Dendy Kresna Bhakti. Namun, pukul 08.55, pesawat hilang kontak. Pesawat diduga jatuh di Selat Madura di sekitar perairan Bangkalan dan Gresik.
Kemudian, pada pukul 09.20, TNI AL menerbangkan dua helikopter SAR dan HS-1309 dari Skuadron Udara 100 Lanudal Juanda dan tiba di lokasi yang diduga menjadi titik kecelakaan sekitar setengah jam kemudian. Setelah itu, pada pukul 11.29, diterbangkan pesawat CN-735 dari Bandara Juanda untuk memperkuat operasi SAR.
Pesawat Bonanza berhasil ditemukan pada Rabu tetapi kondisinya sulit diangkat karena badan pesawat dalam posisi terbalik. Arus laut yang sangat kencang juga menjadi kendala proses evakuasi. Tim pencari dan penyelamat (SAR) TNI AL juga menerjunkan penyelam serta komando pasukan katak (kopaska).
Jenazah pilot dan kopilot pesawat latih Bonanza berhasil ditemukan pada Kamis (8/9/2022) pukul 10.00 dalam kondisi di dalam badan pesawat di kedalaman laut 14 meter. Jenazah kemudian dievakuasi ke RS AL dr Ramelan Surabaya, sedangkan badan pesawat Bonanza dievakuasi ke KRI Soputan.
TNI AL Temukan Lokasi Jatuh Pesawat Latih-g-36-Bonanza-di-Selat Madura (*)
Sumber: Kompas|Editor: Arifin BH