
JAKARTA (Lenteratoday) -Partai Gerindra diprediksi bakal sama-sama untung seandainya memilih salah satu dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sebagai rekan koalisi pada Pemilu 2024.
Sejauh ini, Gerindra sebetulnya telah meneken kerja sama politik dengan PKB lewat Rapimnas pada 13 Agustus 2022 lalu.
Namun, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto disambangi Ketua DPP Bidang Politik PDI-P Puan Maharani di kediamannya di Hambalang, Bogor, kemarin.
Analis politik Universitas Indonesia Aditya Perdana menganggap, baik PKB maupun PDI-P sama-sama memiliki nilai tawarnya sendiri terhadap posisi Gerindra.
"Ketika Gerindra mempertimbangkan PKB, tentu berharap ceruk dari kelompok Islam yang direpresentasikan dengan PKB dan Nahdlatul Ulama itu mungkin akan bisa diraih. Ruangnya Gerindra kan dianggap nasionalis," ucap Aditya mengutip Kompas, Senin (5/9/2022).
"Tetapi memang tidak bisa dinafikan juga bahwa kekuatan partai dari sisi kursi dan jumlah memang sangat menarik," lanjutnya.
Sebagai informasi, PKB hanya memiliki 58 kursi di DPR RI atau setara 9,69 persen. Sementara itu, Gerindra menguasai 78 kursi di parlemen atau setara 12,57 persen.
Aditya menilai, koalisi Gerindra dan PKB juga tergolong pragmatis dan minimalis, yaitu supaya kedua partai dapat melampaui ambang batas pencalonan presiden 20 persen, sehingga dapat mengusung calon presidennya.
Bandingkan dengan PDI-P. Partai politik berlogo banteng ini merupakan pemenang Pemilu 2019 dengan perolehan 128 kursi di parlemen atau 22 persen, sehingga dapat mengusung sendiri calon presidennya.
Aditya beranggapan, koalisi dengan PDI-P mungkin akan lebih menguntungkan buat Gerindra, menilik corak kedua partai yang sama-sama nasionalis.
Di samping itu, basis massa yang begitu besar dari PDI-P dianggap dapat lebih memuluskan upaya meraup suara sebanyak-banyaknya.
"Kalau dengan PDI-P ya mungkin lebih optimal karena keduanya partai besar. Mereka tentu berhitung kansnya (menang) mudah-mudahan lebih mudah diraih, walaupun belum jaminan juga," kata Aditya (*)
Editor: Arifin BH