09 April 2025

Get In Touch

Virus Corona Sudah Mutasi Tiga Kali, 46 Tenaga Medis di Jatim Positif

Virus Corona Sudah Mutasi Tiga Kali, 46 Tenaga Medis di Jatim Positif

Surabaya – Penyebaran virus corona (Covid-19) di Indonesia semakin massif, jumlah terkonfirmasi terinfeksi terus mengalami penambahan. Ternyata virus corona sudah mengalami mutasi hingga tiga kali, sehingga gejala klinis yang dialami pasien pun sudah berbeda beda.

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan PenangananCovid-19 Jatim dr Joni Wahyuhadi mengatakan bahwa saat ini banyak pasien yang datang ke UGD dengankeluhan selain masalah pernafasan, sehingga secara klinis tidak nampak sepertigejala covid-19. Ternyata, hal ini akibat dari mutasi yang terjadi pada viruscorona.

“Jadi penampakan klinis dari covid-19 ini macam-macam,bahkan sekarang di luar saluran nafas sudah ada yaitu dengan gejala diare. Datangke UGD dengan gejala sesak dan diare. Jadi sudah banyak sekali variasi gejalaklinisnya,” tandasnya.

Bahkan, lanjut Joni, diketahui bahwa virus ini sudahmengalami mutasi sebanyak tiga kali dan itu yang terdeteksi saja. “Jenisvirusnya sudah mutasi itu gejala klisnisnya pasti beda. Jadi yang bisa kitasampaikan disini mungkin adalah pencegahan yang nomer satu di sebuah pendemiakibat virus sejak 1912 sampai sekarang obatnya cuman satu social distencingtanpa ini dia akan lama sekali hilangnya,” tandasya.

Banyaknya variasi gejala klinis ini mengakibatkan banyaktenaga medis yang tidak menyadari kalau pasien yang sedang dihadapinya adalahpasien covid-19. Akibatnya banyak tenaga medis yang terpapar dan positif covid-19.Ironisnya, tenaga medis yang terpapar dan terkena covid-19 ini kebanyakan bukantenaga medis yang merawat langsung para pasien covid-19.

“Mereka merawat pasien yang pada awalnya tidak terdiaknosis pasiencovid-19, sehingga standar belum memenuhi syarat saat itu. Perawat yang barusanmeninggal (di RS Siloam) itu seorang supervisor, perawat yang tugasnyamengsuper visi, kemudian tenaga medis yang lain juga tidak tahu kalau yang dirawatitu positif covid-19. Jadi ada dokter yang melayani pasien biasa dan tidak tahu,”jelasnya.

Direktur RSUD dr Soetomo ini menambahkan bahwa itu semuaartinya orang yang tanpa gelaja ternyata banyak sekali. Untuk itu, dia tetapmenghimbau pada semua masyarakat supaya jaga jarak, kemudian pakai pelindung. “Itutidak bisa ditawar lagi. Di Indonesia sudah banyak dokter yang terjangkit danmeninggal, sebagian besar itu yang tidak langsug merawat covid-19,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas PercepatanPenanganan Covid-19 Jatim, dr Kohar Hari Santoso mengatakan bahwa di Jatim ada 46tenaga kesehatan yang terjangkit. Sebagian besar dari mereka memang adalahtenaga medis yang tidak merawat langsung pada pasien covid-19. Sehingga, saatmelakukan perawatan medis itu kesiapan tentang APD-nya kurang, dan ternyatapasien yang dilatani ada covid-19.

“Kalau dilihat yang meninggal, satu di Jatim, maka diseluruh Indonesia perawat yang meninggal ada 12. kemudian dari tenaga kesehatandi Jatim ada 46, kalau dilihat dari profesinya ada apoteker 1 orang, dokter sebanyak16 orang, laborat ada 2 orang, perawat ada 27 orang. kemudian yang sembuh ada 19orang dan meninggal 1 orang, sedangkan yang masih dirawat ada 26 orang,”katanya. (ufi)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.