20 April 2025

Get In Touch

Kampoeng Qur’an Wijaya Kusuma Malang Cetak Para Hafidz-Hafidzah

Penyerahan buku ajar UMI dari pihak Kampoeng Qur'an kepada Sekretaris Dinas Pendidikan kota Malang.
Penyerahan buku ajar UMI dari pihak Kampoeng Qur'an kepada Sekretaris Dinas Pendidikan kota Malang.

MALANG (Lenteratoday) – Kampoeng Qur’an Wijaya Kusuma, di Jalan Kalimasada, Kelurahan Polehan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, makin berkembang dan mendapatkan kepercayaan masyarakat luas. Rasa optimistis pun muncul, bahwa dari tempat ini akan tercetak para hafidz dan hafidazah Qur’an.

Muhammad Burhan, Ketua Gerbang (Gerakan Membangun) Kampoeng Qur’an Wijaya Kusuma, menceritakan awal dicetuskannya gerakan belajar al-qur’an hingga antusiasme warga Wijaya Kusuma dan ketertarikan warga luar daerah terhadap program Kampoeng Qur’an yang beralamat di

“Awal akan dicetuskannya program ini mendapat respon yang sangat baik dari ketua RT dan RW, saat itu gerakan ini telah disepakati oleh 40 orang lebih yang terdiri dari ketua RT/RW, PKK, Majelis Ta'lim, dan para Takmir masjid pada 27 Maret 2022 yang kemudian sekaligus membentuk kepengurusan,” terang Muhammad Burhan, Kamis (1/9/2022).

Warga juga sangat termotivasi dengan adanya gerakan kampung Qur'an ini. Bahkan, lanjut Burhan, banyak warga yang menawarkan rumahnya untuk ditempati mengaji dan belajar al-Qur'an.  "Inilah yang kemudian disebut rumah Qur'an, yaitu rumah warga yang ditempati untuk belajar al-Qur'an, dan sudah terjadwal secara istiqomah," katanya.

Burhan kemudian tidak menyangka bahwa program gerbang kampung Qur'an tersebut telah dikenal banyak kalangan dan mendapatkan atensi publik yang terbilang besar. “Sejak dikukuhkan oleh Walikota Malang, Pak Sutiaji, ada beberapa tokoh masyarakat dari daerah lain, misalnya dari Jogja dan Bogor yang ingin bertandang langsung ke kampung Qur'an dan belajar bersama mengenai al-Qur'an,” jelasnya.

Menurut Burhan, untuk sementara ini pihaknya lebih memfokuskan kegiatan pembelajaran Qur’an terhadap warga Wijaya Kusuma yang berjumlah 3.000 warga dari 3 RT. Namun, ia juga mengungkap bahwa tidak menutup kesempatan warga dari luar daerah untuk belajar bersama di Kampoeng Qur’an Wijaya Kusuma.

“Kita fokus ke warga, hafal 5 juz itu sudah bisa disebut hafidz, jadi paling tidak warga sudah menjadi penghafal al-Qur'an. Tapi, kalau memang mau dari daerah lain datang kesini, kita akan terima. Nanti akan didata warga yang memiliki anak usia didik yakni sekitar 7 sampai 25 tahun untuk kita program agar menjadi milenial Qur'an. Target dalam 5 tahun ke depan untuk membuat warga kampung Qur'an menjadi hafidz dan hafidzah,” tuturnya.

Lebih lanjut, Burhan menyebutkan bahwa tenaga pendidik al-Qur’an di Kampoeng Qur’an Wijaya Kusuma berasal dari santrinya sendiri, yakni pondok tahfidz Nailun Hamam.

“Menjelang kelulusan itu ada namanya program pengabdian santri. Dari program inilah santri kita arahkan untuk menjadi pengajar al-Qur'an di kampung Qur'an khususnya bagi warga Wijaya Kusuma. Jadi memang harus diamalkan ilmunya mereka, jangan untuk diri sendiri. Wantri yang sudah menghafal 15 atau 20 juz kita arahkan untuk mengajar ke para warga Wijaya Kusuma. Setidaknya menyempatkan waktu 2 jam atau 4 jam per harinya untuk mengajarkan al-Qur'an," ungkapnya.

Pondok Tahfidz Qur'an Nailun Hamam saat ini memiliki 150 santri yang umumnya berasal dari kalangan mahasiswa se Malang Raya. Teridir dari 60 santri putri dan 90 santri putra yang nantinya akan dididik untuk menjadi penghafal al-Qur'an dan mengamalkan ilmunya ke masyarakat luas.

"Kita tarik mereka ini (para mahasiswa) untuk digiatkan belajar al-Qur'an. Karena kita tahu di sekolah itu pelajaran agama hanya sedikit waktunya. Kita buatkan program namanya pondok akhir pekan, santriwati tiap Jum'at dan Sabtu, sementara santriwan tiap Sabtu dan Minggu jadi mereka (khusus santriwan) bermalam di pondok," cetus Burhan.

Di akhir, Burhan menyatakan tujuan utama adanya Gerbang Kamloeng Qur’an Wijaya Kusuma adalah untuk menjadikan warga Wijaya Kusuma memiliki perilaku yang memang berpedoman pada al-Qur'an, meningkatkan nilai keimanan serta akidah islam dalam bersosial dan berkeluarga.

Sementara itu, Sri Handayani, Sekretaris Dinas Pendidikan kota Malang mengapresiasi adanya Gerbang Kampoeng Quran tersebut. Pihaknya mengatakan gerakan ini patut di dukung dan semoga dapat memicu daerah lain untuk menggaungkan belajar al-Qur’an.

"Kita apresiasi, gerakan ini luarbiasa menurut saya. Saya dan teman teman dinas sebanyak 10 orang ini juga tertarik untuk ikut belajar mengaji," papar Sri Handayani ketika ditemui usai melaksanakan pengajian bersama Ustadz Burhan, di Kantor Dinas Pendidikan kota Malang, Kamis (1/9/2022).

Sri Handayani kemudian menambahkan bahwa Dinas Pendidikan kota Malang juga menjadi kelas pertama kedinasan di luar kelas Kampoeng Qur’an.

Sebagai informasi, selama 3 bulan ini gerakan membangun kampoeng Qur’an telah mempunyai 31 kelas. Di mana tiap kelasnya terdiri dari 7 sampai 17 santri dan ditargetkan akan ada 100 kelas dalam 2 tahun mendatang. (*)

Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.