Tim Dosen dan Mahasiswa UB Bangkitkan Potensi dan Budidaya Ulat Hongkong di Desa Senggreng

MALANG (Lenteratoday) – Tim Doktor Mengabdi (DM) dari beberapa fakultas di Universitas Brawijaya (UB) bersama kelompok mahasiswa FPIK UB berkolaborasi untuk membantu meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Senggreng, Kecamatan Sumber Pucung, Kabupaten Malang, dengan menginisiasi budidaya ulat hongkong sebagai pakan alternatif ikan budidaya di kelompok masyarakat (PokMas) “Sumber Duren”.
“Tujuan program tersebut adalah untuk meningkatkan ekonomi selama dan setelah pandemi COVID-19 dengan mengoptimalkan hasil budidaya ikan pada kelompok mitra dengan penggunaan pakan alternatif dengan memanfaatkan ulat hongkong sebagai sumber pakan ikan kaya nutrisi dan berkelanjutan,” ujar ketua Tim DM UB yakni Prof. Dr. Ir. Happy Nursyam, MS., Rabu, (31/8/2022).
Menurut Happy, tim DM UB beserta mahasiswa juga mengadakan pelatihan dan penyuluhan dengan tema “Inisiasi Recovery dan Akuakultur Berkelanjutan Melalui Pengembangan Ulat Hongkong Terintegrasi Buddaya Ikan Air Tawar di Daerah Wisata Senggreng, Kabupaten Malang”.
“Kegiatan ini menghadirkan pemateri dan instruktur yaitu Bapak Ngata’i dan Bapak Haris Ebi. Keduanya merupakan pembudidaya ulat hongkong dari daerah Wajak, Kabupaten Malang yang telah berkecimpung selama hampir 16 tahun,” jelasnya.
Tidak berhenti sampai di situ, Tim yang beranggotakan dosen dari beberapa fakultas UB yang terdiri dari Prof. Dr. Ir. Happy Nursyam, MS, selaku ketua, kemudian Retno Tri Astuti dan Hefti Salis Yufidasari, S.Pi., M.P (FPIK), Wike Andre Septian, S.Pt., M.Si (Fakultas Peternakan), Deny Meitasari,SP., M.Sc, (FP) juga membantu untuk mengoptimalisasi media sosial sebagai upaya branding dan promosi desa wisata.
“Branding dan promosi penting dilakukan untuk memperkenalkan suatu produk, barang, jasa termasuk tempat tujuan wisata. Desa Senggreng sebagai alternatif wisata perairan, termasuk pemancingan, telah dikenal di masyarakat sekitar. Akan tetapi, promosi dan branding perlu dilakukan untuk menarik pengunjung dari luar wilayah tersebut. Untuk itu, branding dan promosi dilakukan dengan pemeliharaan dan pembuatan konten di media sosial hingga pembuatan video profil yang akan disubmit untuk diterbitkan pada media massa”, imbuhnya.
Sementara itu, Reghita, selaku perwakilan dari tim mahasiswa FPIK UB, menyatakan bahwa pembinaan dimulai dengan pembuatan kandang dan inisiasi budidaya.
“Perawatan ulat dilakukan secara rutin dan teratur sejak dalam fase telur hingga kepik sebagai indukan. Tim mahasiswa dan anggota PokMas bekerjasama untuk pemeliharaan ulat hongkong meskipun beberapa hama sempat mengganggu di masa-masa awal budidaya. Antusiasme dan kerja sama yang baik dari tim pengabdian maupun anggota PokMas membuat beberapa kendala yang muncul dapat diatasi dengan sempurna,” imbuhnya.
Diakhir, Ketua koordinator KKN DM mengharap agar program tersebut dapat memberikan solusi yang tepat, dimana ulat hongkong sebagai pakan alternatif mampu meningkatkan nilai gizi ikan.
“Nantinya akan ada pengembangan dari ulat hongkong sebagai pakan ini secara bertahap dan akan dilakukan monitoring secara berkelanjutan terhadap pembudidayaan ulat, agar nantinya pakan yang dihasilkan memiliki grade atau kualitas yang lebih baik,” pungkas Naufal selaku Koordinator tim mahasiswa FPIK UB.
Sebagai informasi, wilayah desa Senggreng memiliki potensi besar di bidang peternakan, perikanan, dan pertanian. Selain itu, potensi lain juga ditonjolkan dari di bidang wisata, seperti taman hiburan rakyat, pemancingan serta aneka olahan ikan dari hasil budidaya keramba oleh kelompok masyarakat Sumber Duren.
Reporter: Santi Wahyu, rls | Editor : Endang Pergiwati