20 April 2025

Get In Touch

Pendaftar Mahasiswa Stikosa-AWS Naik 200 Persen, Dua Orang Diterima Lewat Jalur KIP

Muhammad Alif Maulana (kiri) dan Siti Nur Lailatul Hasanah (tiga darikiri)
Muhammad Alif Maulana (kiri) dan Siti Nur Lailatul Hasanah (tiga darikiri)

SURABAYA (Lenteratoday) -Siti Nur Lailatul Hasanah (19), anak yatim piatu dari keluarga prasejahtera di Surabaya. Dia satu dari sekian banyak lulusan SMA yang berhasil diterima menjadi mahasiswa baru di kampus Stikosa-AWS.

Laila -sapaan akrabnya, tak sedikitpun membayangkan bisa melanjutkan studi di kampus, yang dijuluki sebagai kampus digital. Laila, masuk kuliah melalui jalur KIP (Kartu Indonesia Pintar) untuk tahun akademik 2022/2023.

"Awalnya sih saya gak pernah kepikiran ada kesempatan bisa lanjut kuliah di sini (di Stikosa-AWS). Bagi saya bisa lulus SMK saja sudah cukup. Alhamdulillah, sekarang saya berada di kampus ini untuk menggapai impian saya,” ungkap polos gadis kelahiran Surabaya ini.

Kampus digital ini ternyata adalah satu-satunya pilihan Laila, lantaran sesuai dengan cita-citanya menjadi seorang Public Speaking profesional.

"Sejak dulu cita – cita saya ingin menjadi Public Speaking profesional seperti orang-orang yang terkenal di media sosial, yang membawakan berita, seperti itu,” ujar Laila.

Laila diterima sebagai mahasiswa baru (maba) kampus STIKOSA–AWS tahun ini, lewat Geng Gemes (Gerakan Mengajak Sedekah}. Sebuah komunitas pegiat sosial di Surabaya.

Laila, ia ditinggal wafat ayah dan bundanya sejak usia kanak-kanak. Sejak saat itu, Laila dan adiknya tinggal bersama kakek dan neneknya, di kawasan Karang Menjangan Surabaya.

Laila atau Siti Nur Lailatul Hasanah berjualan roti bakar selepas sekolah

Selama itu pula, Laila bersama adiknya diajarkan hidup mandiri lantaran penghasilan kakek dan neneknya yang berusia lebih dari 50 tahun, belum dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka.

Diluar aktivitas sekolah, Laila juga membantu dengan berjualan roti bakar selepas sekolah. Rutinitas itu dilakukannya sejak SMP sampai SMK, dengan modal usaha dari bantuan yang dihimpun relawan Geng Gemes.

"Penghasilan saya setiap harinya tidak menentu. Kadang sepi terkadang lumayan laku. Tapi dengan hasil pas-pasan," ujarnya.

Selain Laila, mahasiswa baru di Stikosa-AWS yang masuk melalui program KIP Kuliah bernama Muhammad Alif Maulana, juga berasal dari keluarga prasejahtera.

Ketua STIKOSA–AWS Dr. Meithiana Indrasari, ST., MM. mengatakan, hasil verifikasi tim PMB di lapangan, serta melakukan survei dan analisis, Laila dan Alif memang berhak mendapat KIP untuk diajukan kuliah di Stikosa-AWS.

"Kita perjuangkan untuk disetujui,” ujar Dr. Mei, sapaan akrab Dr. Meithiana Indrasari.

"Kalau kita mau bilang pengabdian konkret ya ini, program pengabdian yang bukan wacana ya ini, jadi benar- benar program dari pemerintah (KIP Kuliah) sesuai dengan peruntukannya. Stikosa-AWS melaksanakan pengabdian kepada masyarakat, salah satunya yang kongkret ini. Jadi kita laksanakan secara total," imbuh Dr. Mei, saat menyambut kedatangan pendaftar kuliah yang dibawa Geng Gemes di ruang layanan penerimaan mahasiswa baru, Selasa siang (2/8/2022).

Menurut Aulia, Humas Direktorat Marketing and Public Relations (DMPR) Stikosa-AWS, tahun akademik 2022/2023 hingga awal gelombang 3 pendaftaran, jumlah pendaftar mengalami peningkatan pesat. Yakni hampir 200 persen di bandingkan tahun sebelumnya. Baik melalui jalur reguler, jalur prestasi (Japres) akademis maupun nonakademis, serta melalui jalur KIP Kuliah.

Sebagai bagian dari kepedulian perguruan tinggi terhadap kondisi masyarakat pascapandemi, Stikosa-AWS juga merealisasi program pemerintah untuk memberikan kesempatan Laila dan Alif sebagai keluarga tidak mampu, untuk dapat berkuliah di Stikosa-AWS melalui program KIP Kuliah (*)

Sumber: dmpr.Rls|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.