
JAKARTA (Lenteratoday)- Penyelidikan kasus tewasnya Brigadir J (Yoshua) berlanjut. Komnas HAM kembali menjelaskan soal tes PCR yang dilakukan Irjen Ferdy Sambo, istrinya dan sejumlah ajudan usai tiba di Jakarta dari Magelang. Komnas HAM menyebut tes PCR dilakukan di rumah pribadi Ferdy Sambo. Namun hingga kini, Komnas HAM belum menyebut ada informasi apakah Ferdy Sambo dirombongan uang sama dengan istrinya atau berbeda.
"Bagaimana dengan PCR Pak Sambo? PCR Pak Sambo nanti akan kami konfirmasi ketika kami memeriksa Pak Sambo. Yang kedua, memang kami akan dalami, apakah Pak Sambo ini masuk dalam rombongan itu ataukah pakai rombongan yang lain, pakai moda transportasi yang lain. Kami memang mendapatkan informasi bahwa Pak Sambo tidak berada dalam rombongan tersebut. Tapi ini masih informasi yang sifatnya dari satu pihak. Kami akan cek dari pihak yang lain, dokumen lain, kami akan bandingkan dengan bukti-bukti yang lain. Agar apa? Agar terangnya peristiwa," ucap Komisioner Komnas HAM Choirul Anam dalam video di Kanal YouTube Humas Komnas HAM, Sabtu (30/7/2022).
Dia kemudian menjelaskan siapa saja yang ikut tes PCR di rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo. Menurutnya, orang-orang yang hadir untuk tes PCR itu terekam CCTV.
"Ini terkait PCR, kapan dan di mana PCR itu dilakukan. Pertanyaan itu banyak sekali masuk ke kami. Sebenarnya, sudah kami jelaskan, PCR dilakukan bukan di rumah TKP tapi di rumah Duren Tiga, karena masih ada pertanyaan Duren Tiga itu maksudnya apa. Maksudnya adalah Duren tiga itu rumah pribadi. TKP adalah rumah dinas, oleh karenanya PCR dilakukan di rumah pribadi, bukan di rumah TKP atau yang biasa disebut sebagai rumah dinas. Jadi jelas, PCR dilakukan di rumah pribadi," ujarnya.
"Siapa saja yang PCR? Sepanjang yang ada dalam CCTV, seperti kami sebutkan, ada Ibu Putri istrinya Pak Sambo, ada almarhum Yoshua, ada Bharada E, ada asistennya juga atau PRT-nya. Itu sepanjang itu, kami akan konfirmasi ini semua," ucapnya.
Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam juga mengatakan, agenda ke depan, pihaknya akan meminta keterangan terhadap orang dekat di sekitar Sambo dan istrinya. "Penambahan keterangan dari ADC kemarin belum datang karena ada di luar kota sama orang sekitaran pak Sambo sama ibu Putri di situ kami akan minta," katanya.
Dia menyebut, pihaknya juga akan mendalami digital forensik dan soal siber terkait tewasnya Brigadir Yosua. Komnas HAM memang sudah mendalami dua hal itu, tapi masih belum rampung. "Berikutnya terakhir agenda kita ke depan jadi setelah serangkaian keterangan berbagai pihak. Dua hari kami mendalaminya, minggu depan kami ada agenda pemeriksaan permintaan keterangan lagi yang pasti soal siber dan digital forensik yang belum selesai," ujarnya.
Sejak awal kasus itu mencuat, pihaknya langsung terbang ke Jambi menemui keluarga Yosua. Di sana pihaknya mendapatkan sejumlah keterangan penting."Pertama-tama dari Komnas HAM. Kami ke Jambi, kami mendapat keterangan berbagai foto konteks foto dan melihat dokumen gitu ya," tandasnya.
Baku tembak antara Brigadir Yoshua dengan Bharada E terjadi di rumah singgah Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7/2022) sore. Baku tembak itu menewaskan Brigadir Yoshua.Polisi menyebut baku tembak diawali dugaan pelecehan oleh Brigadir Yoshua terhadap istri Irjen Ferdy Sambo. Brigadir Yoshua merupakan personel kepolisian yang ditugaskan sebagai sopir istri Ferdy Sambo.(*)
Reporter:hiski,rls | Editor:widyawati