
Surabaya - Meredanya kasus wabah corona di Negeri Tirai Bambu menjadi kesempatan besar China untuk menjadi kekuatan global mengungguli saingannya terberatnya yakni Amerika Serikat (AS).
Wabah corona yang awalnya merebak di kota Wuhan bisa dikatakan ditangani dengan baik oleh China. Jumlah kasus baru di China semakin melandai sejak awal Maret lalu. Kini episentrum pandemi corona bergeser ke AS dan Eropa.
Dengan meredanya wabah di Tiongkok, orang-orang mulai kembali beraktivitas dan ekonomi menjadi bergeliat. Salah satu indikator ekonomi China mulai bangkit adalah angka Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur yang mengalami kenaikan hingga 50,3 pada Maret. Padahal di bulan Februari lalu, angka PMI manufaktur China hanya sebesar 35,7.
Selain fokus kembali membangun perekonomiannya, China juga kini mulai gencar memberikan bantuan kepada negara-negara yang terdampak signifikan oleh wabah corona.
Dalam beberapa pekan terakhir, Presiden China Xi Jinping dikabarkan sibuk menelepon para pemimpin dunia untuk meningkatkan koordinasi dalam menangani pandemi corona. Di sisi lain, para ahli kesehatan China juga menggelar konferensi video untuk membagikan pengalamannya sebagai bentuk kepedulian terhadap negara lain.
"Ini adalah krisis internasional pertama di mana China secara aktif mengambil peran kepemimpinan global dan itu sangat kontras dengan AS, yang telah meremehkan kerja sama internasional dan menginvestasikan lebih banyak modal politik dalam mengkritik Tiongkok karena perannya dalam memungkinkan wabah menyebar," kata analis dari Grup Eurasia dalam sebuah laporan minggu ini, sebagaimana dikutip dari CNBC International.
"Saya pikir ini adalah kesempatan abad ini bagi China untuk membangun kepercayaan di dunia, yang telah sulit ditemukan sebagai negara yang sedang bangkit, dan untuk membangun kembali citra internasionalnya - China tidak (mau) menyia-nyiakan kesempatan seperti ini, " kata Keyu Jin, associate professor ekonomi di LSE, melansir CNBC International.
"Kami telah melihat ini semakin solid, kuat dan matang," kata Jin. "Meskipun ada banyak ketegangan antara AS dan China baru-baru ini, saya percaya sikap dan arah Tiongkok masih akan muncul sebagai negara yang akan membantu AS daripada menjadi pengamat - mereka [China] akan menjamin pasokan peralatan medis yang penting membantu siapa pun yang membutuhkannya, terutama negara-negara berkembang. "
Bagaimanapun juga saat ini China memang menjadi poros yang disorot dunia. China telah menjelma menjadi perekonomian terbesar kedua setelah menyalip Jepang pada 2010 silam. China memang tengah berambisi untuk menjadi negara adidaya baru menentang hegemoni AS yang sudah berabad-abad lamanya menjadi pusat ekonomi di planet bumi.
Tak bisa dipungkiri, momen ini merupakan kesempatan emas bagi China untuk membangun citra positif sebagai kekuatan ekonomi global abad ini. Jadi di satu sisi ini akan menguntungkan bagi China dan di sisi lain juga berpotensi besar meningkatkan tensi geopolitik China - AS (har/ins)