
BATU (Lenteratoday) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengingatkan perkembangan upaya kelompok-kelompok radikal intoleran dalam menyebarkan ideology mereka. Kini, kelompok-kelompok tersebut sudah banyak menggunakan media sosial (Medsos) untuk menyebarkan propaganda mereka.
Hal itu disampaikan Kepala BNPT Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar dalam silaturahmi dan dialog kebangsaan bersama forkopimda, tokoh masyarakat dan agama Kota Batu di Gedung Graha Pancasila Balaikota Among Tani Kota Batu, Kamis (14/7/2022).
"Jadi perlu bijak dalam menggunakannya. Kita bimbing dan berikan literasi serta edukasi karena isinya tidak semuanya positif. Kepada tokoh agama dan pimpinan pesantren kita imbau agar kita dapat membentuk generasi yang berakhlak unggul dan cinta tanah air. Karena cinta kepada negeri merupakan sebagian dari iman," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Jendral polisi bintang tiga ini juga menandaskan bahwa acara tersebut digelar dalam rangka pencegahan paham radikal terorisme. Juga untuk merajut hubungan, silaturahmi dan bersentuhan langsung dengan masyarakat.
"Harapannya dengan kegiatan ini masyarakat khususnya generasi muda bisa terhindar dari ideologi-ideologi berbahaya, terhindar dari bibit-bibit konflik yang dapat mengoyak keharmonisan kehidupan masyarakat yang selama ini terbina," papar Boy Rafli.
Boy Rafli berharap dialog ini juga sebagai upaya untuk meningkatkan mitigasi dan kewaspadaan seluruh komponen masyarakat setempat akan ancaman penyebaran dan perkembangan paham radikal terorisme. Kemudian juga sebagai upaya meningkatkan partisipasi aktif masyarakat untuk mencegah tersebarnya paham tersebut.
Dia menyebutkan, satu – satunya cara untuk mencegah faham tersebut adalah dengan memupuk semangat bersatu, semangat saling menghormati, dan semangat toleransi. “Karena Indonesia sebagai negara yang kaya keberagaman dapat terancam dengan radikal intoleran yang bahaya," tandasnya dia.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso mengatakan bahwa kota Batu memiliki banyak keragaman. Di kota Batu juga ada berbagai sekolah tinggi keagamaan, seperti Institute Injil, Sekolah Tinggi Budha, dan juga pesantren. “Semua mahasiswa dan santrinya berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Sehingga Batu memiliki keragaman yang berpotensi untuk menyebaran faham pemecah belah,” tandasnya.
Punjul juga menandaskan, bahwa di Kota Batu sudah dilakukan upaya pencegahan dini terhadap masuknya berbagai faham radikal. Diantaranya dengan adanya berbagai forum yang bertujuan untuk menjaga kesatuan bangsa seperti Forum Kerukunan Antar Umat Beragama dan lainnya. (*)
Reporter : Iskandar | Editor : Lutfiyu Handi