20 April 2025

Get In Touch

Eros Djarot: Konten Anak Muda Sekarang, Refleksi Generasi Sebelumnya

Dialog
Dialog "Kebangsaan Bersama Eros Djarot" di kampus STIKOSA-AWS, Selasa (12/7/2022)

SURABAYA (Lenteratoday) - Budayawan dan politikus Eros Djarot menilai, apa yang dihasilkan generasi muda saat ini merupakan refleksi dari perilaku para orang tua atau generasi sebelumnya. Apa yang diketahuinya, yang dipahami, apa yang diungkapkan berdasarkan pengalaman empiriknya.

Pernyataan itu disampaikan dalam "Dialog Kebangsaan Bersama Eros Djarot" di kampus STIKOSA-AWS, Selasa (12/7/2022) dengan tema: Produksi konten-konten anak muda dengan kecenderungan "Yang Penting Viral" di media sosial.

Menanggapi kekuatiran sebagian besar masyarakat mengenai beberapa konten viral yang mengandung muatan pornografi, dan mengesampingkan etika seperti konten remaja dari Citayam beberapa waktu lalu, Eros Djarot menjawab diplomatis.

“Saya nggak terlalu resah. Anak sekarang itu kan produknya kita-kita, para orangtua. Ya begitulah kita saat ini. Kualitas kebudayaan kita sebagai bangsa, salah satunya  terlihat dari konten karya anak-anak  sekarang di media sosial,” katanya.

“Masyarakat harus memberikan mereka ruang dengan menawarkan kebhinekaan Indonesia sebaik-baiknya dan imajinasi generasi sekarang, sehingga mereka bisa memilih yang terbaik,” ungkap Eros Djarot yang dikenal sebagai penulis, sutradara film, pencipta lagu, politikus dan sederet prestasi lainnya.

Terpisah, Ketua STIKOSA–AWS Dr. Meithiana Indrasari, ST. MM. mengaku perihatin dari beberapa karya konten kreatif yang diproduksi generasi muda saat ini yang fenomenal, yang menjauhkan dari akar budaya bangsa kita dalam bermedia sosial. Semata – mata anak muda jaman sekarang hanya mengedepankan “Yang Penting Viral”, dan dapat “cuan” banyak.

"Ma’af, mungkin saya itu agak keras. Tetapi melalui dialog kebangsaan ini, diharapkan kita dapat kembali dan merawat budaya yang baik dan bijak bangsa kita yang merupakan jati diri bangsa Indonesia. Pancasila sebagai falsafah, dan Bhineka Tunggal Ika, ayo kita kembali. Jangan kita isi media sosial hanya mementingkan viral, yang penting dapat cuan. Tetapi sama sekali tidak memikirkan seperti apa nantinya NKRI kita di masa depan," imbuhnya.

Eros Djarot berbincang dengan Ketua STIKOSA–AWS Meithiana Indrasari

Eros Djarot menambahkan, fungsi dan peran negara untuk mengawal masyarakat Indonesia di era digital ini, bukan cuma tugas aparat dan TNI. Wartawan dan pers harus tampil memberikan contoh nilai-nilai yang baik dan terus mengawalnya. 

“Sebelum era digital, TNI mempunyai peran mengawal kebhinekaan masyarakat Indonesia. Tapi di era digital ini, justru Anda semua mempunyai peran utama dan penting untuk mengawalnya,” ungkapnya, sambil menunjuk kampus STIKOSA-AWS sebagai perguruan tinggi yang menghasilkan jurnalis.

Salah satu cara yang dapat dilakukan generasi muda saat ini adalah terus berkarya konten kreatif. Kaum muda dapat merubah pola pemikiran dari istilah “Reaktif” menjadi  “Kreatif” dan meyakini keberadaan Tuhan sebagai teman terbaik dalam berkarya konten di media sosial.

Eros Djarot bersama civitas STIKOSA-AWS

“Jadi apapun karya kontennya, jika kita kreatif tentu tidak akan terpengaruh dengan perilaku tidak baik. Belajar dari konten-konten yang negatif,” tambah Eros.

“Kuncinya dimana? Ada di Kreatifitas, percaya dan meyakini Tuhan sebagai teman terbaik kita dalam berkarya,” pungkas Eros Djarot, sang sutradara film “Cut Nya’ Dien” (1988).

Film “Cut Nya’ Dien teriblang fenomenal karena menyabet banyak penghargaan di Festival Film Indonesia dan event penghargaan internasional (+)

Sumber: DMPR Stikosa-AWS Rls|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.