20 April 2025

Get In Touch

Komisi E Minta Pemprov Alokasikan Anggaran untuk Pembangunan RSUD M Noer Pamekasan

Wakil Ketua Komisi E, Hikmah Bawaqih, memimpin kunjungan ke RSUD Muhammad Noer Pamekasan.
Wakil Ketua Komisi E, Hikmah Bawaqih, memimpin kunjungan ke RSUD Muhammad Noer Pamekasan.

PAMEKASAN (Lenteratoday) – DPRD Jatim melalui Komisi E memberikan dukungan penuh pada peningkatan pelayanan kesehatan serta pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muhamad Noer Pemekasan. Untuk itu Komisi E juga meminta pada Pemprov Jatim untuk mengalokasikan anggaran pembangunan rumah sakit tersebut.

“Pokoknya, kami sangat pendukung peningkatan pelayanan kesehatan pada masyarakat, termasuk peningkatan tipe RSUD M Noer dari tipe C ke tipe B. Terlebih lagi, rumah sakit ini diharapkan menjadi rumah sakit rujukan di Kabupaten Sampang, Pamekasan, dan Sumenep,” kata Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih, saat melakukan kunjungan kerja ke RSUD Muhammad Noer Pamekasan, Kamis (16/6/2022).

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa jika ingin meningkatkan pelayanan kesehatan dan peningkatan tipe rumah sakit, maka harus ada penambahan fasilitas rumah sakit, mulai dari bangunan hingga peralatan medisnya. Namun, lanjut Hikmah, melihat kondisi rumah sakit saat ini, maka diperlukan pembangunan di lahan baru.

“Kami sangat mendukung untuk relokasi rumah sakit ini, tadi katanya Pak Direktur rumah sakit membutuhkan anggaran sekitar Rp 450 miliar. Tentunya dengan jumlah itu tidak bisa dipenuhi dalam waktu satu tahun anggaran. Maka, bisa dilakukan skema anggaran multiyear,” sambung pimpinan rombongan kunkur tersebut.

Maka, untuk tahap awal yang bisa dimulai pada anggaran 2023 mendatang, Hikmah meminta para pemprov supaya mengalokasikan sekitar Rp 95 miliar untuk pembangunan struktur rumah sakit terlebih dulu. Baru pada tahun tahun berikutnya dilakukan penambahan anggaran hingga pembangunan rumah sakit tuntas. Terlebih lagi saat ini, sudah ada lahan yang dialokasikan oleh Pemprov Jatim untuk pembangunan RSUD Muhammad Noer.

Politisi PKB ini mengharapkan, nantinya RSUD Muhammad Noer ini memiliki keunggulan-keunggulan pelayanan sehingga mampu menjadi rumah sakit rujukan bagi tiga kabupaten di Pulau Madura. “Kalau warga Bangkalan memang lebih cenderung ke Surabaya, maka untuk warga Sampang, Pamekasan dan Sumenep bisa ke rumah sakit ini, tidak lagi berobat jauh jauh ke Surabaya,” tandasnya.

Hal senada juga disampaikan oleh anggota Komisi E, Kodrat Sunyoto. Dia menyatakan sangat mendukung semua program yang berorientasi untuk rakyat tanpa terkecuali dan tidak ada alasan untuk tidak mendukung. “Rumah sakit di Pamekasan ini punya wilayah covery 3 wilayah, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Maka kami mendukung semuanya, tidak hanya kenaikan dari tipe C ke tipe B, tapi juga ke tipe A,” tandasnya.

Dia juga menandaskan bahwa dia lebih ingin menitikberatkan pada pelayanan kesehatan termasuk pada pasien pasien yang ada di pulau luar. Untuk memberikan pelayanan ini selain dibutuhkan rumah sakit yang memadai juga dibutuhkan transportasi air yang bisa menjadi ambulan air.

Tak ketinggalan, Matur Kusairi, anggota komisi E dari Dapil Madura ini juga mendukung penuh peningkatan pelayanan dan pembangunan RSUD Muhammad Noer. Dengan demikian akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Pamekasan, Sampang, dan Sumenep.

Dia juga menambahkan soal pelayanan kesehatan untuk pasien di pulau luar. Salah satunya adalah dengan pengadaan kapal yang bisa difungsikan sebagai ambulan atau rumah sakit apung. Dia juga mengharapkan adanya beasiswa pada anak anak dikepulauan yang berprestasi, sehingga mereka bisa menjadi dokter dan bisa mengurangi beban tenaga kesahatan.

Sementara itu, Direktur RSUD Muhammad Noer, Nono Ifantono mengharapkan support dari komisi E DPRD Jatim untuk menjadikan rumah sakit tersebut lebih baik. Baik dari sisi pelayanan khususnya dalam pembangunan dan fasilitas rumah sakit.  Sehingga rumah sakit tersebut benar benar menjadi rumah sakit rujukan.

“Kami mengarapkan supaya bisa segera mendapatkan dukungan anggaran untuk pembangunan rumah sakit ini. Secara total dibutuhkan dana sekitar Rp 450 miliar, itu belum untuk alat medisnya. Namun, setidaknya bisa dilakukan melalui anggaran multiyear seperti yang disampaikan tadi,” tandasnya.

Dia menambahkan, sebenarnya RSUD Muhammad Noer ini mempunyai beberapa keunggulan dibandingan dengan rumah sakit lain. Salah satunya adalah pada poli paru paru, karena memang pada awalnya rumah sakit ini adalah rumah sakit paru. Selain itu juga ada keunggulan keunggulan lainnya. (*)

Reporter : Lutfi |Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.