
SURABAYA (Lenteratoday) - Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) melalui Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) menggali masukan dari akademisi terkait beberapa isu penting. Kegiatan berupa Kick Off Meeting P20 yang digelar di JW Marriot Hotel Surabaya, Rabu (15/6/2022) ini guna menyongsong perhelatan G20 7 Oktober mendatang.
"Sebenarnya ini dalam rangka mempersiapkan meeting P20. Jadi dari sisi parlemen itu ada pertemuan bagi parlemen dari negara-negara anggota G20 pada tanggal 7 Oktober yang akan datang dengan sejumlah isu yang ingin kita angkat persoalan recovery, persoalan demokrasi sampai ke persamaan gender," kata Fadli Zon, Ketua BKSAP DPR RI.
Lebih lanjut dia menandaskan bahwa parlemen merupakan pilar yang penting bagi organisasi seperti G20. Sebab, parlemen juga punya keterlibatan di dalam fungsi-fungsi pembuatan regulasi aturan-aturan yang sesuai dengan kepentingan memajukan perdagangan ekonomi dari negara-negara anggota G20.
"Kita ingin mendapatkan masukan, maka pagi ini kita lakukan dulu seminar webinar. Masukan dari dunia akademisi kalangan civitas akademik. Kemudian juga ini juga dikaitkan dengan SDG's. Dan kita harapkan dari situ akan menjadi bahan-bahan nanti pembicaraan ketika kita melakukan pertemuan antar parlemen dalam rangka P20 itu," tandasnya.
Politisi partai Gerindra ini menyebutkan setidaknya ada empat fokus isu yang dibahas. Yaitu tentang Green economy, recovery pabdemi, tentang demokrasi yang dinamis, dan tentang gender equality (kesetaraan gender).
"BKSAP (Badan Kerjasama Antar Parlemen) ini merupakan focal point bagi diplomasi parlemen sesuai dengan undang-undang MD3 kita yang menyelenggarakan berbagai kegiatan. Ini focal point -nya termasuk kemarin di itu di Bali. Jadi semua yang terkait dengan diplomasi parlemen baik multilateral regional bilateral itu ada di BKSAP," tandasnya.
Dengan aspirasi masyarakat dan sebagai stake holder ini diharapkab P20 benar-benar menjadi pertemuan G20 itu betul-betul bermakna bukan hanya sekedar menjadi Event Organizer dari sebuah perhelatan internasional. Namun, Indonesia juga harus bisa mengambil manfaat yang besar dari perhelatan itu dengan semua sisinya baik, baik dari sisi pemerintahan, parlemen dan juga hal-hal lain guna menghadapi tantangan besar di tengah pandemi Covid 19
"Kita juga melihat ada tantangan dari krisis Rusia-Ukraina sekarang ini yang tentu saja dampaknya cukup banyak, termasuk persoalan pangan energi dan bahkan pengangguran yang tinggi atau stagflasi," tantasnya. (*)
Reporter : Lutfi | Editor : Lutfiyu Handi