
JAKARTA (Lenteratoday) – Masalah besar yang kini muncul membuat kondisi perekonomian di China melemah. Tingginya angka pengangguran pada di kalangan kaum muda membuat Pemerintah China ini bekerja keras mencari solusi. Salah satunya, mendesak sarjana untuk mencari pekerjaan di pedesaan seiring dengan tingginya angka pengangguran di perkotaan.
Dalam pernyataan bersama Kementerian Pendidikan, Kementerian Keuangan, Sipil dan Sumber Daya Manusia, serta Jaminan Sosial pemerintahan setempat, pemerintah daerah wajib mempekerjakan lulusan perguruan tinggi untuk bekerja sebagai perangkat desa.
Pemerintah China juga menawarkan insentif pajak dan pinjaman bagi lulusan perguruan tinggi yang memulai bisnis dan melayani masyarakat pedesaan.
Manfaat serupa ditawarkan kepada usaha kecil yang ada di pedesaan yang mempekerjakan lulusan perguruan tinggi, termasuk di bidang tata graha dan perawatan lansia.
Umumnya lulusan perguruan tinggi di China lebih suka bekerja di perusahaan di kota-kota besar karena menawarkan gaji tinggi. Demikian dilansir dari CNN Business, Selasa (14/6/2022).
Jangan heran, ada kesenjangan pendapatan yang lebar antara pekerja di desa dan kota dalam beberapa tahun terakhir.
Pun demikian, kali ini bukan pertama kalinya Pemerintah China mendesak sarjana bekerja di desa. Dalam beberapa tahun terakhir, China getol mendorong lulusan perguruan tinggi untuk mencari pekerjaan di wilayah-wilayah kurang berkembang.
Pada Juli 2020 lalu, saat pandemi covid-19 menghantam ekonomi China, pemerintah turut mendorong sarjana untuk menyebar ke pedesaan daripada berkumpul di kota dan berjuang mencari kesempatan kerja yang semakin terbatas.
Seruan ini mengingatkan banyak orang di media sosial setempat mengenai inisiatif pemerintah di masa-masa penuh gejolak pendiri Komunis China Mao Zedong yang diluncurkan pada 1960-an silam.
Dalam dua bulan ke depan, China akan dihadapkan pada musim kelulusan perguruan tinggi dengan rekor 10,76 juta sarjana.
Padahal, ekonomi terbesar kedua di dunia itu melambat secara signifikan pada paruh pertama tahun ini yang berarti ada lebih sedikit pekerjaan yang tersedia.
Usaha kecil di China pun terhantam penguncian wilayah (lockdown) yang berlaku dua bulan penuh terakhir ini.
Banyak sektor terhantam, tak terkecuali sektor teknologi yang sempat menjadi sumber utama pekerjaan bergaji tinggi di China. Perusahaan-perusahaan besar pun dilaporkan melakukan restrukturisasi atau perampingan pada skala yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Biro Statistik China melansir tingkat pengangguran di kota untuk usia 16-24 tahun melonjak ke level 18,2 persen pada Mei 2022, tertinggi dalam sejarah. Jumlah itu bahkan belum termasuk angkatan lulusan perguruan tinggi baru pada tahun ini.
Sumber : CNN | Editor : Endang Pergiwati